RevenueHits

Selamat datang di Blog anak-anak tangga, jika teman-teman butuh dukungan doa bisa hub di 081293642923

Tafsir Surat Roma Pasal 3 by Hendra Sihombing

ROMA 3
3:1-8 Pada bagian ini Paulus sedang membicarakan pandangan orang Yahudi mengenai anggapan mereka, bahwa merekalah orang yang paling benar, sebab karena merekalah yang menerima dan menjalankan hukum taurat. Hal ini terbukti dengan didukungnya penjelasan Paulus dalam Pasal sebelumnya (2:17-29) mengenai hukum taurat dan sunat.  Paulus sendiri menjelaskan bahwa ketidaksetiaan manusia tidak akan mempengaruhi kesetiaan Tuhan kepada Manusia.
3:9-20 Paulus memberikan penjelasan bahwa tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Tuhan, tidak ada orang yang berakal budi dan tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Dengan demikian Paulus ingin memberitahukan bahwa semua orang telah menyeleweng dan tidak lagi mencari Allah sebab mereka tidak takut kepada Tuhan. Selanjutnya Paulus menyatakan bahwa segala sesuatu yang tercantum di dalam hukum taurat itu, ditujukan kepada mereka yang hidup dalam hukum taurat pula dan ia memberikan penekanan bahwa tidak seorang pun dapat dibenarkan dihadapan Allah oleh karena melakukan hukum taurat dan justru oleh hukum taurat orang mengenal dosa.
3:21-31 Paulus menekankan bahwa “kebenaran Allah telah dinyatakan’’ melalui Yesus Kristus. Dan kebenaran itu diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Paulus juga menekankan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, sehingga perbuatan manusia yang taat akan hukum taurat sekalipun tidak sanggup menjamin manusia hidup dalam kebenaran.



Sehingga Allah sendiri yang mendamaikan manusia dengan Diri-Nya, membenarkan orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Jadi keselamatan bukan dari usaha melainkan oleh anugerah Allah yang Ajaib. Jadi sangat jelas dalam paragraph ini Paulus Sangat menekankan bahwa manusia dibenarkan karena Iman dan bukan karena melakukan hukum taurat.


TAFSIRAN ROMA 3:1-8
Ayat 1: Jika demikian, apakah kelebihan orang yahudi dan apakah gunanya sunat?
Kata jika demikian dapat mengartikan sebuah kesimpulan dari pasal sebelumnya. Dan kata apakah kelebihan orang yahudi memiliki arti bahwa apa yang menjadi kesitimewaan orang yahudi. Kelebihan dalam bahasa yunani perissos yang berarti keistimewaan. Yang dianggap keistimewaan orang yahudi pada masa itu yaitu mengenai hukum taurat (sebab kepada merekalah hukum taurat dipercayakan Tuhan) dan sunat (sunat memang menandai bahwa mereka adalah umat pilihan Allah Kej 17, dimana Allah menetapkan sunat sebagi tanda perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya).
Ayat 2: Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
Kata di percayakan menunjuk kepada kata kerja Allah yang mempercayakan firman-Nya kepada orang Yahudi. Kata dipercayakan dalam bahasa yunani Phisteuo (Commit, Put In Trust With, Entrust). Yang berarti Allah menaruh hukum dengan percaya kepada mereka sebagai amanat yang harus dijalankan.
Ayat 3-4: Jadi bagaimana, jika diantara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: “Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi.”
Dalam bagian ini yang menjadi kata kunci adalah Kesetiaan Allah,  Dalam ayat 3, ada dua pertanyaan, tetapi bagaimana, kalau beberapa orang menjadi tidak setia? Ketidaksetiaan mereka tidak meniadakan kesetiaan Allah. Jadi,  Paulus sekali lagi menegaskan bahwa Allah setia. Kesetiaan itu bahkan berlaku meskipun sejumlah orang tidak setia. Maka bisa dikatakan bahwa Allah tetap setia, meskipun sebagian umat Israel tidak setia pada perjanjian karena tidak percaya kepada Yesus Kristus.
Makna ayat 3 akan lebih jelas lagi kalau kita memperhatikan permainan kata yang terdapat dalam ayat 2 dan 3 dimana Paulus mengajukan pertanyaan bagaimana, kalau beberapa orang menjadi tidak setia? Ketidaksetiaan mereka apakah akan menghilangkan kesetiaan Allah? ini adalah sebuah pertanyaan Retorits (yang tidak perlu dijawab). Karena memang pada dasarnya kesetiaan Allah tidak bergantung kepada kesetiaan manusia, sebab mesikupun ada beberapa orang yang tidak setia kepada Allah, Allah sendiri tetap setia.
Ketidak setiaan  menggunakan kata Apisteuein/apistia berarti tidak setia atau dapat diartikan juga menjadi tidak setia. Menjadi tidak setia kepada apa, hal ini menjadi sebuah pertanyaan penting. Ketidak setiaan mereka adalah terhadap Firman Allah yang dipercayakan kepada mereka, mereka di sini adalah orang-orang Yahudi. Jadi orang Yahudi tidak setia atau menjadi tidak percaya kepada Firman Allah yang telah dipercayakan kepada mereka, namun yang menjadi menarik adalah Allah yang adalah pemberi Firman itu tetap setia kepada mereka yang tidak melakukan Firman-Nya. Selanjutnya ayat ini dilanjutkan dengan sebuah kalimat yang mengatakan “sebaliknya” kata sebaliknya ingin menunjukan lawan kata ketidak setiaan. melainkan Allah adalah Allah yang benar. Kata Allah yang benar menggunakan kata  ginestho.  Semakin jelaslah bahwa Allah akan tetap setia kepada semua umatnya sekalipun ada beberapa umat-Nya yang tidak percaya kepada-Nya bahkan seluruh umat-Nya.
Ayat 5-8
5:Tetapi jiaka ketidakbenaran kita menunjukan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakana? Tidak adilkah Allah-aku berkata sebagai manusia-jika Ia menampakan murka-Nya?.
6:Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia?.
7:Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?.
8:Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata:” Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.” Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.
Kata tidak adilkah Allah jika Ia menampakan murka-Nya menunjuk kepada kalimat diatasnya mengenai kebenaran Allah dan ketidak benaran manusia. Dimana orang-orang yahudi sering menganggap remeh mengenai ketidak benaran hidup mereka. Sebab bagi mereka kebenaran Allah adalah kesetiaan Allah kepada mereka, Meskipun seberapa besar dosa yang mereka lakukan, Allah adalah yang setia terhadap umat-Nya dan tidak menghukum mereka. Namun di ayat 6 dikatakan sekali-kali tidak hal ini menunjukan bantahan keras oleh rasul Paulus yang mengatakan bahwa itu suatu yang mustahil. Sebab andaikata Allah tidak menghukum orang yang tidak benar maka Ia dikatakan tidak adil.
            Dalam ayat 7 ingin menjelaskan bahwa pada dasarnya Allah adalah hakim, akan tetapi orang-orang yahudi memahami bahwa Allah itu adalah hakim bagi orang-orang diluar yahudi saja yang sering mereka sebut kafir. Akan tetapi keistimewaan mereka bukan menjadi sebuah jaminan bahwa mereka terlepas dari dosa sehingga pada akhirnya keitimewaan yang ada pada diri mereka hanya berdasarkan kepada kelimpahan kasih karunia Allah.
Ayat 8
Pernyataan paulus dalam ayat ini menggambarkan bahwa adanya orang yang menyelewengkan pengajaran paulus yang menyatakan bahwa kebaikan akan muncul dari pada yang jahat. Nampaknya penyelewangan itu dikarenakan orang-orang yahudi tidak menerima bahwa mereka diklaim juga akan menerima hukuman padahal mereka umat pilihan. Namun pernyataan ini disanggah oleh paulus bahwa orang semacam ini sudah layak mendapat hukuman.

TAFSIRAN ROMA 3:9-20
Dalam bagian ini, Paulus ingin menjelaskan bahwa tidak ada kelebihan orang Yahudi dengan orang-orang non Yahudi. “adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain?. Kata “kita” menunjukan  Paulus yang mewakili orang-orang Yahudi dan kata “orang lain” adalah mereka yang bukan Yahudi. Jadi Paulus ingin menekankan bahwa kehidupan orang yang hidup di bawah hukum taurat tidak menetukan kehidupannya menjadi lebih baik.
Jadi Bagaimana? Adakah kita memiliki kelebihan dari orang lain? Sama sekali tidak. Pertanyaan ini sepertinya mengarah kesebuah pertanyaan Retoris, dan diikuti dengan penekanan bahwa pada dasarnya orang Yahudi tidak lebih baik dari pada orang-orang yang di luar Yahudi. Sebab seperti yang sudah kita ketahui bahwa orang Yahudi kerap kali mengangap dirinya adalah orang yang paling benar. Namun kali ini Paulus yang adalah seorang Yahudi, memberikan kesan yang berbeda bahwa orang Yahudi tidaklah lebih baik, karena memang semua orang telah jatuh kedalam dosa sehingga memilliki tabiat untuk terus berbuat dosa. Maka jika kita perhatikan di ayat 10-18, Paulus mengutip beberapa kalimat dari kitab yang dipercayai oleh orang Yahudi ( ayat 10-12 bnd Mzm 14:1-3; 13 bnd Mzm 5:10 dan Mzm 140:4;  14 bnd Mzm 10:7; 15-17 bnd Mzm Yes 59:7-8; dan 18 bnd Mzm 36:2). Setiap perkataan Paulus dari ayat 10-18, sebenarnya sedang menunjukan keadaan orang-orang Yahudi yang mengaku bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih baik, dengan kutipan-kutipan ini maka jelaslah bahwa adanya sebuah fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa mereka tidak lebih baik.
Ayat 11 kata tidak ada seorangpunn yang berakal budi dapat memiliki arti “yang mengerti” dari kata sunein . jadi tidak ada seorangpun yang mengerti. Ayat 12 kata menyeleweng berasal dari kata Ekklinein yang berarti menyimpang dari jalan, yang berarti menjauhkan diri dari Allah dan kata mereka semua tidak berguna memiliki arti telah menjadi rusak. Ayat 13 kata lidah mereka merayu-rayu memiliki arti menipu dan memperdaya (dolioun). Ayat 14 kata mulut mereka penuh dengan sampah serapah yang berasal dari kata Ara dan Pikria yang memiliki arti kutuk fan kepahitan. Jadi mulut mereka memiliki Kepahitan-kepahitan yang mengutuk.  Semua hal inilah yang di dapati oleh Paulus pada mereka orang-orang Yahudi.
Ayat 19 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Ayat ini ingin memberikan penjelasan bahwa orang Yahudi yang hidup di bawah Hukum Taurat (nomos) akan terdiam tidak bisa berkata-kata lagi, karena perbuatannya yang menyimpang dari jalan Tuhan. Seperti yang sudah dijelaskan di ayat 12 “semua orang telah  menyeleweng” kata menyeleweng menggunakan kata exeklinan yang dapat diartikan mereka keluar dari jalannya Tuhan (go out of the way). Dengan demikian mereka akan terdiam, “supaya tersumbat setiap mulut” (might be stopped) jadi  tidak ada kesempatan untuk membela diri, dan semua akan jatuh kedalam Murka Allah. Siapa yang jatuh kedalam Murka Allah? Yaitu mereka yang meninggalkan Tuhan baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Hukum taurat dalam kata kitab Taurat dalam 3: 19  menggunakan kata yang sama dengan hukum taurat yaitu nomos, dan ayat ini diawali dengan kata “tetapi kita tahu, dengan demikian pernyataan yang hendak disampaikan memang merupakan keadaan nyata yang pasti diterima oleh orang yang mendengarnya. Sebab pada hakekatnya setiap orang Yahudi percaya bahwa Firman Allah dalam Kitab Tarat diarahkan kepada mereka yang telah menerima Kitab itu yaitu bangsa Yahudi. Jadi jelaslah bahwa kalimat yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat (ay 19) yaitu adalah orang-orang Yahudi. Kata hidup dibawah hukum taurat dapat diartikan sebagai orang-orang Yahudi yang hidupnya dipengaruhi oleh hukum taurat, yang baginya hukum taurat berlaku, dan mereka yang memiliki hukum taurat.
            Ayat di atas tidak berhenti sampai kata di bawah Hukum Taurat melainkan dilanjutkan dengan kalimat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah Hukum Allah. kalimat ini ingin memberikan pengertian bahwa tak seorangpun dapat berdalih dari hukum Allah baik ia seorang Yahudi yang hidup di bawah hukum Taurat dan terlebih mereka yang hidup dalam penyembahan Berhala.

TAFSIRAN ROMA 3:21-26
Ayat 21-26
Ayat 21 Tetapi sekarang, tanpa  hukum taurat kebenaran Allah telah dinyatakan seperti yang telah dinyatakan, seperti yang telah disaksikan dalam kitab taurat dan kitab-kitab para nabi.
Ayat 22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan
Ayat 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah
Ayat 24 dan oleh Kasih Karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Ayat 25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Ayat 26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukan keadilann-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Istilah kata “sekarang” dalam ayat 21 ditekankan dalam bahasa aslinya, karena paulus beralih dari aiwn/aion lama untuk menceritakan apa yang baru. Pemakaian istilah “dinyatakan” disini mengingatkan para pembaca akan pemakaian istilah yang mirip dalam pasal 1:17 dimana dikatakan bahwa “kebenaran Allah telah dinyatakan” dan ada kalimat tanpa hukum taurat ini merupakan tambahan hasil diskusi Paulus dalam 1:18-3:20. Kata kebenaran memiliki dua pengertian yaitu kebenaran dari Allah dan kebenaran di hadapan Allah. Sehingga Kebenaran Allah telah dinyatakan dapat memiliki arti bahwa Keadilan (righteousness) Allah telah dinyatakan bagi manusia, dimana pada dasarnya tidak ada perbedaan. Mengapa dikatakan tidak perbedaan? Karena semua orang telah berbuat dosa (Roma 3:23). Seandainya jika Tuhan membeda-bedakan semua orang yang telah berdosa dan Justru memihak kepada orang Yahudi yang adalah orang berdosa pula, maka apakah Tuhan adil. Tuhan tidaklah demikian.
Di hadapan Allah dan hukum-hukumNya, semua orang sama, yaitu telah kehilangan kemuliaan Allah (ayat 23). Itu sebabnya tak seorangpun manusia mampu memenuhi standar kemuliaan  Allah seperti yang telah dinyatakan-Nya dalam hukum taurat. Jadi berusaha mentaati Taurat tidak dapat menolong manusia untuk beroleh kebenaran/membenarkan dirinya. Kata kebenaran dalam teks ini memiliki arti kebenaran karena iman. Dan kebenaran Allah memiliki arti kebenaran yang diberikan Allah, karena hanya Allah sendiri yang membenarkan manusia. Ini tidaak berarti hukum taurat ditiadakan tetapi hukum taurat digenapi.
Dalam ayat berikutnya paulus menekankan bahwa hanya oleh kasih karunia Allah manusia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Penebusan memiliki arti disucikan, ditebus. Hal ini dilakukan supaya kita menjadi anak, dan bukan lagi orang-orang asing yang takut akan murka Allah. Dalam teks ini juga menunjukan kasih, kesetiaan dan keadilan Allah yang memberikan pembenaran melalui darah kristus Yesus.
Paulus memakai suatu kiasan yang berhubungan dengan pengorbanannya. Ia berkata, bahwa Yesus yang Allah berikan adalah seorang yang dapat memenangkan pengampunan bagi dosa-dosa kita. Untuk menggambarkan peranan Yesus dalam bahasa yunani hilasterion yang berarti memperdamaikan inilah kata kerja yang dilakukan dalam pengorbanan.
Paulus juga memakai kiasan dari perbudakan, ia berbicara tetntang penebusan melalui Yesus Kristus. Kata yang dipakai apolutrosis yang artinya membebaskan, memerdekakan, menyelamatkan. Itu berarti manusia ada dalam kuasa dosa dan hanya Yesus saja yang dapat membebaskannya. Paulus menegaskan hal ini untuk menunjukan bahwa Allah adil dan karena keadilan-Nya Allah menerima semua orang yang percaya kepada Yesus.

ROMA 3:27-31
Ayat 27
Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak melainkan berdasarkan iman!
Ayat 28
Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum taurat.
Ayat 29
Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!
Ayat 30
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan bsik orsng-orsng bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.


Ayat 31
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.


bermegah dalam bahasa yunani kauknesis yang dipakai menunjukan sikap hati manusia yang menganggap perbuatannya sebagai jasa dan atas dasar itu menyangka dengan tenaga sendiri dapat mencapai tujuan adikodrati. Sikap hati ini ditolak oleh paulus. Karena kebenaran Allah diberikan oleh Allah bukan karena perbuatan manusia/karena melakukan hukum taurat. Sebaliknya dasar untuk tidak bermegah adalah iman yaitu kehidupan yang berpusat pada Allah. jika jalan kepada Allah Cuma melalui iman dan sikap menerima, maka semua kesombongan atas usaha manusia tidak ada lagi. Karena ada istilah Yahudi yang seolah-olah Allah berhutang karena hitung-hitungan laba rugi dengan Allah. padahal bagi Paulus sebaliknya manusia berdosa dan berhutang kepadan Allah dan tak seorangpun yang dapat memperbaiki hubungannya dengan Allah melalui usahanya sendiri. Karena jelas di ayat 28 paulus menekankan “karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum taurat. ayat 29 menegaskan bahwa semua manusia memiliki kesempatan yang sama dalam pembenaran Allah baik Yahudi maupun non Yahudi. Tidak ada satu Allah untuk orang non Yahudi dan Allah yang lain untuk orang Yahudi sesuai dengan pengakuan iman mereka (Ulangan 6:4). Tentu jalan kepada Dia adalah sama, untuk orang Yahudi maupun non Yahudi. Jalan itu tidak melalui usaha manusia; melainkan melalui iman yang percaya dan menerima.
Sampai disini orang Yahudi bisa berkata berarti berakhir sudah seluruh hukum Taurat? Kita akan menyangka Paulus berkata “ya”. Pada kenyataanya Paulus menjawab tidak, justru hukum Taurat itu telah digenapi oleh karena kasih karunia Allah. jadi penerapan hukum Taurat bukan karena takut akan hukuman Allah, melainkan karena ia merasa, bahwa ia seharusnya menjadi orang yang layak mendapatkan kasih yang ajaib itu dan melakukannya karena mengasihi Allah.

Aplikasi dalam Hidup
Sebagai orang percaya hendaklah kita hidup dalam iman didalam kristus Yesus yang telah menebus kita dari dosa, yaitu membawa kita keluar dari kegelapan menuju terangnya yang ajaib. Jika kita hidup dalam iman maka kita akan hidup dalam pembenaran Allah itu bukan usaha kita dalam melakukan kebaikan melainkan kemurahan Tuhan dalam menyelamatkan hidup kita. Perbuatan baik bukan dilakukan untuk memperoleh kebenaran tetapi kita berbuat baik karena kita telah beroleh pembenaran Allah, itu semua Allah lakukan sebagai bukti kesetiaan Allah akan janjinya dan Sifat keadilanNya dalam hidup semua manusia yang percaya kepada kebangkitanNya.
















Apa yang terjadi jika ada orang yang membenci kita?


Saul Benci Kepada Daud


I Samuel 18:6-
Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa. (18:7b)

Daud selalu berhasil dalam melaksanakan tugas perang yang diberikan oleh raja Saul, hal ini membuat Saul mengangkat Daud menjadi panglima perang (I Samuel 18:5). Pengankatan ini diterima baik oleh seluruh rakyat dan juga pegawai-pegawai raja Saul. Namun setelah mereka pulang ketika Daud selesai mengalahkan orang Filistin itu / Goliat (I Samuel 17:40-50), keluarlah wanita-wanita dari seluruh kota mengring Saul sambil bernyanyi Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa. (18:7). Mendengar nyanyian para wanita itu Saul menjadi dengki kepada Daud, dan ia mulai berpikir nantinya Daud akan menjadi raja. (18:8-9). Saul menjadi marah dan merasa tersindir, karena Daud yang hanya sebagai panglima perang mendapat pujan yang lebih hebat dari pada Saul yang adalah seorang raja.

Karena Roh Allah sudah undur dari Saul, maka sempat beberapa kali Saul ingin membunuh Daud, sebab keesokan harinya setelah ia mendapat sindiran dari wanita-wanita kota itu, Saul kesurupan dan pada waktu kesrupan ia sedang memegang tombak dan ia sengaja melemparkannya kepada Daud dengan bermaksud untuk membuunuh Daud. Namun Daud berhasil mengelakkan diri dua kali. Melihat hal itu Saul menjadi takut, karena Tuhan ada bersama-sama dengan Daud. (18:10-12). Tidak berhenti di situ saja Saul menempatkan Daud pada pasukan seribu, sehingga ia harus berada di barisan depan, namun tetap saja Daud berhasil. Daud berhasil dalam segala perjalanannya karean Tuhan menyertai dia. (18:13-14). Keberhasilan Daud menimbulkan kebencian bagi Saul sehingga Saul berusaha membunuh Daud, namun karena penyertaan Tuhan Daud tetap selamat dan justru semakin berhasil.

Ketika dilihat Saul bahwa Daud semakin berhasil, maka semakin takutlah ia (18:15). Saul kembali lagi berusaha membunuh Daud dengan menjanjikan, akan memberikan anaknya Merab anaknya kepada Daud, namun haruslah Daud melakukan perang Tuhan. Saul sengaja melakukan hal ini, dengan tujuan supaya ia tidak  membunuh Daud, melainkan melalu orang Filistin. (18:17). Ketika tiba saatnya untuk memberikan Merab kepada Daud, justru Saul memberikan Merab kepada Adriel, orang Mehola menjadi istrinya (18:19). Saul begitu kejam dan liciknya, dengan sengaja ia ingin membunuh Daud melalui orang Filistin, dan janjinya untuk memberikan Merab anaknya pun tidak ditepati. Namun Milhkal anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud, ketika hal ini diberitahukan kepada Saul maka setujulah Saul. Keadaan ini juga dimanfaatkan oleh Saul untuk membunuh Daud. Maka Saul memerintahkan para pegawainya untuk merayu Daud agar mau menjadi menantu Raja, namun setelah disampaikan kepada Daud, Ia berkata siapakah aku yang menjadi menantu raja, aku hanyalah seorang miskin dan rendah. Perkataan Daud ini disampaikan pegawainya kepada Saul, lalu Saul menjawab aku tidak meminta emas kawin, melainkan seratus kulit khatan orang Filistin (18:20-25).  Hal ini pun dilakukan Saul, untuk membunuh Daud melalui perantaraan orang Filistin (18:25b). Setelah semuanya itu sampaikan oleh pegawai-pegawainya Saul, maka setujulah Daud untuk menjadi menantunya Saul. Bukan sebuah tugas mudah yang harus dilaksanakan oelh Daud, namun Daud begitu yakin bahwa Tuhan akan tetap menyertai dia. 

Lalu berangkatlah Daud beserta dengan orang-orangnya, menewaskan  dua ratus orang, lalu membawkan jumlah kulit khatan yang sesuai diminta oleh raja Saul kepada Daud (18:27a) dan kemudian diberikan Saul lah Mikhal kepada Daud untuk menjadi istrinya. Kemudian sadarlah Saul bahwa Tuhan benar-benar menyertai Daud (18:28), sehingga semakin takutkalah Saul kepada Daud (18:29). Apabila raja-raja orang Filistin datang menyerang, maka Daud Jauh lebih berhasil dari semua pegawai Saul, maka semakin masyhurlah nama Daud (18:30). Begitu sulit keadaan yang dialami oleh Daud, ketika ia mengalami keberhasilan, ia justru mendapat tekanana dari orang yang ia untungkan sebenarnya yaitu raja Saul. Daud seirngkali terancam dibunuh oelh Saul, namun apa yang terjadi setiap ancaman yang datang justru membawa Daud kepada keberhasilan. Yakinilah bahwa Jika Tuhan ada bersama-sama dengan kita, maka kita akan mendapat perlindungan yang pasti. Bagaimana dengan kehidupan kita saat-saat ini, apakah kita masih berjalan bersama-sama dengan Tuhan?

Bahan Pendalaman
Mengapa Saul ingin membunuh Daud?
Apa yang membuat perjalanan Daud berhasil?
Mengapa Keberhasilan Daud disertai dengan tekanan?

Kisah Hidup Robbin Williams

AT (Anak Tangga) 


Robbin Williams


Robbin Williams adalah seorang Komedian dan aktor Hollywood,Robin Williams, ditemukan tak bernyawa di Tiburon, California Utara pada umur 63 tahun.

Penyebab Robin William Bunuh Diri



Robbin Robin Williams bunuh diri karena depresi, hal apa yang membuat dia Depresi? Rupanya Williams kesal dan malu saat film yang dibintanginya dihentikan penayangannya pada April 2014.The Crazy Ones merupakan film terakhir yang dibintangi Robin Williams. Film yang disutradarai oleh David E. Kelle ini dibintangi Williams dan Sarah Michelle Gellar sebagai pemeran utama. Film ini ditayangkan berseri di CBS sejak 26 September 2013 sampai 17 April 2014.

Sebenarnya film ini belum kelar tayang, tapi pihak televisi menghentikan penayangannya pada 17 April 2014. Hal ini membuat  Robin Williams kecewa. Ia malu dan merasa perannya gagal mencuri perhatian penonton. Dilansir Femalefirst, Rabu, 13 Agustus 2014 seorang sumber mengatakan Williams telah berusaha maksimal dalam film tersebut. "Kami tahu dia berjuang," kata sumber. Sumber ini lalu menceritakan aksi Williams pada syuting terakhir di film The Crazy Ones. "Dalam satu adegan, wajahnya tiba-tiba berubah. Dia terlihat sangat lelah, terlihat mengalami kesedihan yang mendalam."



Sebelum ditemukan tewas, Robin Williams terakhir terlihat di rumahnya pada pukul 22.00 hari Minggu. Ia kembali ke pusat rehabilitasi bulan lalu untuk berfokus pada penyembuhannya. Menurut situs berita TMZ, ia juga mengalami kecanduan alkohol.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari Robin Williams

Robin Williams seorang yang sangat terkenal, kaya, dan seorang komedian, tidak ada yang kurang. Dengan Terkenal ia disenangi oleh banyak orang, dengan kaya ia mampu memenuhi setiap kebutuhan dan keinginannya, dengan komedi ia mampu menghibur orang lain dan juga dirinya sendiri, Tetapi satu hal yang kita pelajari bahwa semua yang dimiliki Robbin Williams tidak menjamin sebuah kebahagian. Harta dan ketenaran bukanlah ukuran kebahagiaan, tetapi ucapan syukur kepada Tuhan Yesus lah yang mampu menjadikan kita seorang yang bahagia. Baca: Cara kita menjadi bahagia

 

Download lagu rohani Mp3 Tuhan dihidupku-Sarry Simorangkir



Salomo - Mengapa Salomo memiliki banyak istri?

Salomo Raja Israel



Shalom guys :) Kembali lagi bersama saya Hendra Irawan Sihombing hari ini saya mau berbagi kisah dari Raja Salomo, Siapa yang tidak kenal dengan Raja Salomo, seorang raja yang sangat terkenal dengan hikmatnya. Salomo menjadi raja ketiga Israel setelah menggantikan ayahnya Daud. ketika ia meminta kepada Tuhan yang diminta oleh Salomo bukanlah kekayaan namun hikmat. Alkitab sendiri mencatat bahwa sebelum Salomo dan sesudahnya tidak ada yang memiliki hikmat seperti dia. 

Hikmat yang dimiliki Salomo terbukti ketika ada dua orang ibu yang merebutkan satu orang bayi, seroang ibu mengatakan bahwa bayi itu adalah anaknya, dan ibu yang satu lagipun mengatakan demikian. Dengan penuh hikmat yang dari pada Tuhan, Salomo memerintahkan mereka untuk membelah dua anak tersebut. Salah satu dari ibu tersebut setuju dengan perintah Salomo namun ibu yang satu lagi tidak setuju, dan justru berkata jangan belah anak itu tetapi serahkanlah dia kepadanya. Setelah melihat ini, Salomo menjadi tahu bahwa dialah sebenarnya ibu dari anak itu. Sebab terlihat jelas bahwa tidak ada ibu yang tega melihat anaknya harus mati, lebih baik ia menjadi milik orang dari pada harus mati begitulah kira-kira.

Salomo juga terkenal dengan seorang Raja yang memiliki banyak istri, dalam Alkitab dicatat bahwa Salomo memiliki istri 700 orang dan gundik 300 orang. Apa bedanya gundik dan istri, Gundik adalah seorang wanita yang menjadi istri namun tidak resmi, sedangkan istri adalah wanita yang benar-benar sah menjadi istri. lalu mengapa Salomo bisa sampai memiliki begitu banyak istri ataupun gundik? apakah karena Salomo memang giloa terhadap wanita atau Salomo memiliki nafsu yang tinggi, atau yang sering disebut hyper sex ? hmmm apakah benar itu yang menjadi penyebab?

Kalau kembali lagi ke awal, kita tahu bahwa Salomo seorang raja yang sangat berhikmat, dan karena hikmatnya ini Salomo menjadi sangat dikagumi oleh kerajaan-kerjaan lain. Sehingga kerapkali dalam melakukan kerjasama kerajaan lain memberikan Salomo seorang wanita untuk menjadi upeti. Wanita-wanita itu sering disebut sebagai wanita-wanita asing karena bukan berasal dari kerajaan Israel, dan tentunya wanita-wanita itu tidak menyembah Tuhannya orang Israel.

Jadi dari penjelasan ini, saya mau berbagi bahwa pada dasarnya Salomo memiliki banyak istri bukan karena kemauannya, melainkan karena tawaran-tawaran yang diberiakan kepadanya. Yang menjadi masalah adalah Salomo mau menerima tawaran-tawaran yang demikian, yang justru membawanya kepada kehancuran sebab wanita-wanita itu adalah wanita kafir sebab mereka tidak menyembah Tuhannya orang Israel. Jadi jika kita ingin mencari seorang yang menjadi pasangan hidup kita, carilah yang takut akan Tuhan, sehingga nantinya kita masuk kepada kehancuran. Maka untuk menemukan jodoh yang dari Tuhan harus berdasarkan pimpinan Tuhan, sama halnya seperti yang terjadi pada Kisah cinta Ishak dengan Ribka melalui hambanya Abraham. Mereka bertemu dan menikah atas dasar pimpinan TuhaN.
The Founder Of anak-anaktangga

Belajar dan mengajar dalam PL


ISTILAH BELAJAR DALAM KITAB PL   

Belajar memberikan pertumbuhan

Hy Guys, :) semua teman-teman pasti pernah belajarkan, jangan ada yang jawab gak, karena itu bohong, hehe. mengapa kita perlu belajar? pasti teman-teman memiliki jawabannya sendiri. Belajar itu sangat penting karena dengan belajar kita dapat mencapai sebuah perubahan ke arah yang lebih baik, dari yang dulunya tidak tahu menjadi tahu, dari dulunya yang gk bisa apa-apa jadi bisa. belajar itu sebenarnya bukan hanya berlangsung dio dalam sekolah namun, disegala tempat. Seperti gambar yang di atas menjelaskan bahwa dengan belajar dapat memberikan suatu perubahan kepada diri kita, Seperti ketika kita pertama kali mencoba menaiki sepeda awalnya harus jatuh-jatuh dulu sampai akhirnya bisa dan bahkan menjadi mahir, itu juga dikatakan belajar. Jadi secara gampang, untuk dapat mencapai apa saja yang kita inginkan, kita perlu sebuah proses yang sering kita sebut dengan Belajar. Ternyata teman-teman di dalam Alkiab sendiri memberikan bukti bahwa belajar itu adalah sesuatu hal yang penting. Kali ini saya akan membagikan sebuah pengetahuan mengenai istilah-istilah belajar di dalam Kitab PL (Perjanjian Lama), usahain teman-teman baca ya meskipun sedikit menjenuhkan, namun yakin deh pasti dapat pengetahuan, dan dapat mendorong kita untuk lebih semangat lagi belajar. Selamat membaca, God Bless U Brother and sister
 
 

Lamath

Lamath merupakan istilah yang umum bagi kegiatan belajar mengajar, secara harafiah lamath memiliki arti memukul dengan tongkat, memberikan dorongan untuk peniruan atau perbuatan. Dengan istilah in, belajar dapat diartikan "menjadi terbiasa dengan pengalaman baru". Fokus utama dalam mengajar ini adalah mendisiplin, mendorong, membimbing, dan melatiuh orang untuk Takut akan Tuhan, karena pada masa itu memahami hukum taurat Tuhan adalah pusat pembelajaran.

bnd Ul 4:5

Be-en 

Be-en artinya mengerti, memahami, menanggapi. Kata mengajar ini berusaha untuk memapukan orang agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, menilai sesuatu dengan pengetahuannya (Dan 2:21) melalui pengetahun dari Allah. Cara untuk mendapatkan pengetahun seperti ini harus  melalui berdoa (Maz 119:34), sebab Allah sendiri yang akan menyingkapkan pengetahun itu kepada manusia (Yes 29:14), dan perlu kita pahami bahwa kita sebagai manusiapun harus tetap tekun dan rajin dalam belajar (Maz 19:12)

Alaph

Alaph memiliki arti mengenal secara dekat (Maz 33:33; 35:11), "menjadi biasa" dengan tingkah laku tertentu (Ams 22:25) dalam melakukan sesuatu

Yada

Yada memilikin arti mengetahui. proses mengetahui terjadi karena indera mengamati, kegiatan belajar membuat kita memiliki pengeathuan dengan Allah dan manusia, Yada juga memiliki arti memberi pengertiuan sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat (Kej 3:5). Pada akhirnya tugas mengajar adalah sebuah usaha membimbing orang untuk memiliki pengetahuan yang subjektif dan bersifat pribadui terhadap Tuhan.

Yara

Yara memiliki arti menampakkan, melempoarkan, membidik, dari istilah ini mengajar adalah sebuah perbuatan pemberian arah, sehingga dapat mengarahkan orang ke jalan yang baru dan benar (Kej 46:28)

Zahar

Zahar memiliki arti menyinari, menerangi, jadi mengajar adalah upaya untuk menerangi kehidupan orang dengan ajaran Tuhan (Kel 18:20). Sebab kebodohan identik dnegan kegelapan, sedangkan pengetahuan adalah sebuah terang yang bercahaya. maka dari itu orang yang belajar akan tampil sebagai seorang yang bijaksana, bercahaya, serta mampu menuntun orang kepada jalan kebenaran (Dan 12:3)

Hakam

Hakam memilliki arti menjadi bijaksana, berhikmat, berakal budi, maka dari itu tugas mengajar adalah membimbing orang kedalam kehidupan yang berhikmat dengan mampu menggunakan fakta-fakta yang ada dan kemudian menerapkan pelajaran tersebut dalam kehidupan praktis (Ams 6:6; 8:33)

Sakal

Sakal memiliki arti seseorang yang memiliki pandangan baru, mengajar adalah sebuah usaha untuk membimbing ata membawa seseorang yang lain agar dapat m,emunculkan cara hidup yang baik, akal budi yang baik. maka dari itu belajar harus dengan penuh pengertian, dan memberikan tanggapan-tanggapan penuh sehingga dapat memunculkan penguasaan diri/berakal budi (Ams 16:20;1:14; Dan 1:17)

Ra-ah

Ra-ah memiliki arti melihat dengan rinci, kegiatan mengajar membawa seseorang untuk dapat melihat situasi secara rinci, teliti sehingga dapat memahaminya secara seksama (Kej 22:8; Kel 33:13;Bil 22:41)






Ada banyak juga ya istilah-istilah belajar dalam kitab PL, dan ternyata dalam kitab PL istilah-istilah belajar lebih menekankan antar hubungan manusia dengan Tuhan yaitu tentang bagaiamana manusia dapat hidup dengan sikap yang lebih baik lagi, SO!!! mulai sekarang belajar bukan hanya untuk mengisi pengetahuan namun kita juga harus mengalami perubahan sikap :).


Untuk istilah-istilah belajar dalam kitab PB, lagi Otw ni, dan akan segera menyusul

Selalulah bertanya kepada Tuhan-Daud Memukul Kalah Orang Filistin

Daud Memukul Kalah Orang Filistin

II Samuel 5:17-25

Bertanyalah Daud kepada Tuhan: apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kau serahkankah mereka ke dalam tanganku? (ay 19a)






Daud menjadi Raja atas Israel

Daud resmi menjadi raja atas Israel (II Samuel 4:1-3) menggantikan Saul karena mati, dan memang Tuhan juga telah mengurapi Daud menjadi raja jauh sebelum Saul mati (I Samuel 16:1-13). Ketika Daud telah menjadi Raja atas Israel, maka orang Filistin berusaha untuk menyerang kerajaan Israel, dengan tujuan untuk menangkap Daud ( 5:17).

Daud mengalahkan orang Filistin

Ketika orang Filistin itu telah tiba di Refaim, maka Daud bertanya kepada Tuhan apakah ia harus maju melawan orang Filistin, dan apakah Tuhan akan menyerahkan mereka kepada Daud? (5:19a), peperangan ini sebenarnya bukanlah peperangan yang pertama yang dihdapai oleh Daud, jauh sebelumnya Daud juga telah sering melakukan perang. Namun perang ini akan menjadi perang pertamanya semenjak ia menjadi raja atas Israel. Meskipun ini menjadi peperangan pertamanya semenjak ia menjadi raja atas Israel, namun sebenarnya Daud sudah memiliki banyak pengalaman dalam halperang, tetapi Daud tetap rendah hati dan mau bertanya dan mengandalkan Tuhan. Ketika Daud bertanya kepada Tuhan, Tuhan pun menjawab bahwa Ia akan menyertai Daud dan akan memberikan orang Filistin itu kepadanya (5:19b).

Lalu majulah Daud ke Baal-Perasim, dan Daud berhasil mengalahkan mereka di sana, dan Daud berkata Tuhan telah menerobos musuhku di depanku seperti air seperti air menerobos. Ketika Daud menang melawan orang Filistin itu (15:20), Daud memuji Tuhan dan menyatakan bahwa kemenangannya ini adalah hasil karya Tuhan dan pertolongan Tuhan, bukan karena kehebatannya. Begitulah kemenangan Daud atas pimpinan dan pertolongan Tuhan


Strategi di Pohon Kertau

Ketika orang Filistin telah dikalahkan, ternyata mereka tidak mau menyerah dan berusaha untuk kembali menyerang Israel (5:22). Apa yang dilakukan oleh Daud, setelah sebelumnya ia berhasil mengalahkan Filistin?. Kembali lagi Daud tidak langsung menyerang mereka, melainkan ia bertanya kepada Tuhan apa yang harus ia lakukan? (5:23a), dan Tuhan pun menjawab jangan maju namun buatlah lingkaran sampai di belakang mereka sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat.



DAUD MENGALAHKAN ORANG FILISTIN KEDUA KALINYA

Seharusnya Daud dapat saja langsung melawan orang Filistin, karena sudah pernah menang melawan orang Filistin sebelumnya, dan Tuhan menyertai dia pada waktu itu hingga menang. Namun yang dilakukan Daud berbeda dia justru tetap bertanya kepada Tuhan,akan apa yang harus ia lakukan. Ketika ia bertanya, Tuhan memberitahukan sebuah strategi kepada Daud          (5:23b-24a) namun bukan hanya itu saja. Pada waktu Daud melaksanakan strategi itu, Tuhan juga ikut ambil alih dan berperang bagi Daud, sebab pada waktu itu Tuhan telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin (5:24b). maka semuanya itu dilakukan oleh Daud, sesuai dengan perintah Tuhan, dan pada akhirnya Daud berhasil mengalahkan tentara Filistin (5:25) . Demikianlah dengan kehidupan kita, agar kita dapat memperoleh kemenangan kita harus terus bertanya dan mengandalkan Tuhan.  Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini, ketika menghadapi masalah, apakah kita masih tetap mengandalkan Tuhan dan berharap kepada-Nya?


Bahan Pendalaman

Mengapa Daud tidak langsung melawan orang Filistin, padahal Daud sudah sangat berpengalaman dalam bidang Perang?


Apa yang membuat Daud dapat menang secara berturut-turut?


Bagaiman karakter Daud setelah diangkat menjadi raja atas Israel?








anak-anaktangga.blogspot.com

Tafsir Alkitab. Tafsir kejadian 24 Bagian 3

    AYAT 22-27  

     Setelah unta-untanya puas minum maka diambil hamba itulah anting-anting emas yang setengah syikal dan sepasang gelang tangan yang beratnya sepuluh syikal       (ay 22). Dalam alkitab Complete Jewish Bible kata anting-anting itu menggunakan kata nose ring[1] yang berarti anting-anting itu diletakkan bukan di daun telinga namun pada hidung. Karena pada masa itu hidung seorang wanita dihargai sebagai tanda keanggunannya secara fisik “a woman’s was aphysical feature valued for its elegance.[2] Jadi anting-anting hidung itu diberikan sebagai tanda kekayaan dan juga kecantikan “the nose ring is sign of wealth and beauty”. Demikianlah hamba itu menyatakan rasa terima kasihnya kepada Ribka.

Lalu hamba itu bertanya anak siapakah engkau? Adakah tempat menginap bagikua di rumah ayahmu (ay23), lalu Ribka menjawab ayahku Betuel anak Milka yang melahirkannya bagi Nahor dan ia berkata pula baik jerami dan juga makanan unta banyak pada kami, tempat bermalampun ada.(ay 24,25). Lalu bersujudlah hamba itu berlutut dan menyembah Tuhan (ay 25).
Mengapa hamba itu sampai melakukan hal yang demikian, apakah karena ia mendapat tempat penginapan beserta dengan unta-untanya?. Yang membuat hamba itu bersyukur bukanlah karena hal itu, melainkan karena ia telah bertemu dengan orang yang tepat yang sesuai dengan persyaratan sumpahnya, bahwa ia harus pergi kesanak saudara tuanya Abraham. Jika kita lihat dalam ayatnya yang ke 27 di sana dikatakan bahwa hamba itu berkatalah hamba itu “Terpujilah Tuhan, yang telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini”, Tuhan telah menuntun hamba itu sampai kepada keluarga dari Abraham. Seperti yang sudah diberitahu oleh Ribka bahwa ia adalah anak dari Betuel, Betuel adalah keturunan dari Nahor, dan Nahor adalah saudara kandung dari Abraham. Jadi kalau kita kontekstualisasikan kezaman sekarang, maka Abraham adalah Paman dari Betuel, dan Ribka dapat dikatakan sebagai cucu dari Abraham, Karena Ribka berada dua keturunan di bawah Abraham.

Uraian untuk bagian kedua dari ayat 10-21 bisa klik di sini
Uraian Untuk bagian Pertama, dari ayat 1-9 bisa klik di sini



[1] App Complete Jewish Bible
[2] Kenneth A. Mathews, The American Commentary, (America:2005, B dan H Publishing Group). Hal 335

Tafsir Alkitab. Tafsir Kejadian 24 Bagian Dua

AYAT 10-21



Kemudian setelah hamba itu mengambil sumpah maka ia bergegas dan bersiap-siap lalu mengambil sepuluh ekor unta kepunyaan Abraham dan pergi dengan membawa barang-barang berharga kepunyaan Abraham. Kemudian berangkatlah ia menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor. Mesopotamia berada di antara sungai Tigris dan Efrat[1], ada sumber lain yang mengatakan dengan lebih jelas bahwa Mesopotamia (‘aram naharayim) sebuah tanah subur di sebelah timur, yang meliputi daerah Efrat Hulu dan tengah dan daerah-daerah yang diairi oleh Efrat dan Tigris, di sini juga terdapat Haran (tempat Abraham setelah brangkat dari Ur Kasdim) dan pada abad ke 4sM menyarakan bahwa Mesopotamia ini berada di seluruh lembah Tigris dan Efrat.[2]  Sekarang kita akan melihat mengapa hamba itu pergi ke kota Nahor?. Mungkin yang dimaksud kota Nahor adalah kota Haran atau kota Nahor yang dekat Haran.[3]

Bagaimana hubungan Abraham dan Nahor?. Jika kita perhatikan dari garis keturunan Sem (Kejadian 11:10-26) , maka kita akan menemui di ayatnya yang ke 26 “Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor, dan Haran.” Seperti yang sudah kita ketahui bahwa hamba itu harus pergi  ke sanak saudara dari Abraham, jadi dengan pergi ke kota Nahor hamba itu akan mengambilkan istri bagi Ishak.  Tetapi pada bagian ini hamba itu belum tahu wanita mana yang akan menjadi istri bagi Ishak, sebab ia hanya tahu tempat namun tidak tahu siapa orangnya.

Di sana berhentilah hamba itu beserta dengan unta-untanya di pinggir mata air atau sumur pada waktu petang hari ketika perempuan-perempuan keluar untuk menimba air (ay 11). Pada masa itu sumur menjadi tempat pertemuan orang-orang dan tempat bersosialisai, ada banyak dalam Alkitab yang menceritakan tentang pertemuan orang-orang di pinggir sumur. Sumur menjadi hal yang istimewa, mulai dari tempat bertemu, bersosialisai, menjadi sebuah kepunyaan yang perlu dipertahankan (Kejadian 21:30), tempat pertemuan seorang dengan Tuhan (Kejadian 16:7). Adapun alasan mengapa pada masa itu sumur menjadi sangat penting dan berharga karena pada masa itu air sangat sulit, sehingga tidak heran sumur sering diperebutkan dengan sengit.[4] Karena air yang begitu sulit menyebabkan sumur menjadi sebuah kebutuhan yang sangat diperlukan oleh orang-orang pada saat itu. Biasanya di tiap-tiap rumah memiliki sumur, namun ada juga sumur umum yang tentunya ukurannya lebih besar. Orang-orang pada masa itu akan mengambil air pada petang hari, karena pada saat inilah cuaca tidak panas.[5] Maka seperti yang dilakukan perempuan-perempuan itu, mereka mengambil air pada waktu petang hari.

Setelah hamba itu sampai di sumur tersebut, maka ia berdoa meminta petunjuk kepada Tuhan, setelah ia melihat perempuan-perempuan keluar untuk  menimba air. Dalam Alkitab terjemahaan baru menggunakan kata perempuan-perempuan yang artinya perempuan itu jamak atau lebih dari satu, namun dalam versi New King James Version menggunakan kata “when women go out to draw water” dalam versi Complete Jewish Bible juga menggunakan kalimat yang sama. Jadi sebenarnya ada kemungkinan bahwa perempuan yang ada ditempat mata air atau sumur itu hanya ada satu orang wanita saja. Ketika hamba itu melihat seorang gadis, maka ia meminta petunjuk kepada Tuhan kiranya  nanti ketika ia meminta minum kepada gadis itu, maka akan memberikan hamba itu minum dan akan berkata baiklah juga dengan seluruh unta-untamu kuberikan minum hingga puas.

Belum juga  hamba itu selesai berkata-kata kepada Tuhan, maka datanglah Ribka  turun ke Sumur atau mata air itu untuk mengisi buyungnya, lalu naik. Ribka adalah seorang gadis yang cantik, perawan dan belum pernah bersetubuh dengan laki-laki (ay 16). Mengapa sampai ada keterangan ia adalah seorang perawan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki dalam buku The New American Commentary berkata” Her sexual innocence enhances her attrtactiveness as a potential bride. The sexual history of Rebekah is important since the nature of the promise concerns Isaac’s future lineage.[6]  Sebab sejarah seksual dari Ribka ini sangat berpengaruh untuk menentukan apakah ia berpotensi atau layak menjadi istri Ishak dan juga menentukan terhadap janji bagi keturunan Ishak kedepan nantinya.

 Ketika hamba itu melihat Ribka larilah ia menghampirinya serta berkata: tolong berikan aku sedikit air dari buyungmu itu (ay 17), lalu berkatalah Ribka kepada hamba itu, minumlah tuan. Setelah hamba itu minum dengan puas maka berkata pulalah Ribka kepada hamba itu, baiklah juga kutimba air bagi unta-unta mu (ay 18,19).  Ketika Ribka melakukan hal tersebut, hamba itu terdiam dan mengamatinya, dan bertanya-tanya apakah Tuhan akan membuat perjalanannya berhasil. Bagian ini merupakan wujud penyertaan Tuhan sepert yang sebelumnya dikatakan Abraham kepada hamba nya di ayat 7.


Uraian Untuk bagian Pertama, dari ayat 1-9 bisa klik di sini
Uraian Untuk bagian ketiga dari ayat 22-27 bisa klik di sini



[1] W.R.F. BROWNING, A Dictionary, (Jakarta:2014, BPK Gunung Agung). Hal.268
[2] D.j Wiseman, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 2, (Jakarta:1996, Yayasan Komunikasi Bina Kasih). Hal.76
[3]  Wychliffe, the Whycliffe Bible Commentary, (Jakarta:2007, Gandum Mas), hal.95
[4] W.R.F. BROWNING, A Dictionary, (Jakarta:2014, BPK Gunung Agung). Hal.424
[5] Alkitab Edisi Studi, (Jakarta:2010, Lembaga Alkitab Indonesia). Hal 63
[6] Kenneth A. Mathews, The American Commentary, (America:2005, B dan H Publishing Group). Hal 333

Tafsir Alkitab. Tafsir Kejadian 24 Bagian Satu


AYAT 1-9

Adapun pada waktu itu Abraham sudah tua, serta diberkati Tuhan dalam segala hal (Adonai had blessed Avraham in everything)[1]. Tuhan memberkati Abraham dalam segala hal, ini dapat kita lihat mulai dari Abraham meninggalkan tanah asalnya (kej 12:4) sampai ke tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya, bukan hanya itu saja Tuhan juga memberkati Abraham hingga ia mendapatkan anak, Ishak (kej 21:2). Seperti yang sudah kita ketahui bahwa ada tiga janji Tuhan kepada Abaraham yaitu, Tanah, Keturunan dan juga Bangsa.



Setelah Sarah meninggal, maka Abraham memerintahkan hambanya untuk mengambil sumpah atasnya untuk mengambilkan istri bagi Ishak anaknya.  Hamba ini kemungkinan adalah Eliezer, karena dicatat bahwa Abraham berkata kepada hambanya yang paling tua dan yang berkuasa atas segala kepunyaannya (ay 2) hal ini ada kesamaan dengan Kejadian 15:2 “Dalam ayat ini Abraham berkata keada Tuhan bahwa ia akan mati dengan tidak memiliki keturunan, dan yang mewarisi harta rumahnya adalah Eliezer”, jadi dapat kita hubungkan bahwa seorang hamba yang akan mewarisi rumah dan yang berkuasa atas segala kepunyaanya, adalah seorang yang sama yaitu memiliki hak keistimewaan yang sama. Eliezer memiliki arti “Allah Penolong”, ia berasal dari Damsyik  yang menjadi ahli waris Abraham sebelum kelahiran Ismael dan Ishak. Kebudayaan pada saat itu, memperbolehkan sebuah keluarga yang tidak memiliki anak untuk mengangkat seseorang dari luar keluarganya untuk menjadi ahli warisnya.[2]

Adapun alasan mengapa Abraham memerintahkan Eliezer untuk mengambil istri bagi Ishak adalah karena Ishak merasa sedih setelah ditinggal ibunya. Kita dapat melihat bukti ini dalam ayat 67b di situ dikatakan “  Ishak mencintainya (Ribka) dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal (Sara)”. Namun dalam mengambil istri bagi Ishak, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu, hamba itu harus mengambil sumpah dengan meletakkan tangannya di bawah pangkal paha Abraham untuk mengambil sumpah agar ia tidak mengambil seorang istri bagi Ishak dari antara orang Kanaan. Pada waktu itu mengambil sumpah dengan meletakkan tangan  di bawah pangkal paha adalah sebuah kebudayaan, sebab hal serupa seperti ini juga pernah dilakukan oleh Yusuf kepada Israel ayahnya (Kej 47:29), dimana pada waktu itu Israel sudah tua dan akan mati, maka Israel meminta kepada Yusuf mengambil sumpah untuk tidak menguburkannya di Mesir.  Adapun tujuan pengambilan sumpah dengan meletakkan tangan di bawah pangkal paha menunjukan persetujuan resmi, sebab apabila seorang yang mengambil sumpah tersebut melanggarnya, maka anak-anak yang belum lahir akan membalasnya.[3] Abraham juga memberikan kekuatan dengan meyakinkan Eliezer bahwa Tuhan akan menyertai dia, kita dapat melihatnya dalam kejadian 24:7 “Dialah juga yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang istri dari sana untuk anakku.

Ada hal unik pada bagian ini dimana ketika Abraham memerintahkan hambanya untuk mengambil istri bagi Ishak, bukanlah seorang Kanaan melainkan seorang wanita dari negri asalnya. Jadi ada syarat yang harus dilaksanakan oleh hamba itu yang pertama wanita itu bukanlah orang Kanaan (ay 3). Kanaan adalah sebuah negri yang berasal dari keturunan Ham saudara dari Sem. Kita akan melihat apa kelanjutan dari perintah ini yaitu yang kedua ia adalah seorang dari sanak saudara Abraham. Jika seorang wanita itu diambil dari antara orang Kanaan maka dia bukanlah dari Sanak saudara Abraham, sebab seperti yang sudah kita ketahui Kanaan adalah keturunan dari Ham berarti jika seorang wanita itu haruslah seorang yang berasal dari sanak saudara Abraham maka ia juga haruslah berasal dari keturunan Sem. Mengapa keturunan Sem, karena Abraham berasal dari keturunan Sem, Namun jika patokannya adalah keturunan Sem maka cakupannya begitu luas, oleh dari itu Abraham menspesifikkan dari mana seharusnya wanita iru berasal. Lalu Abraham berkata “tetapi engkau harus pergi ke negriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang istri bagi Ishak anakku” (ay 4).  Kata negriku menggunakan kata erets yang berarti tanah, dan dalam versi New King James Version menggunakan kata kindred yang berarti keturunan, tempat kelahiran. Dengan demikian sangat jelas tempat yang harus dituju oleh hamba itu adalah ke tempat tanah kelahiran Abraham atau kampung halaman Abraham.

Lalu hamba itu bertanya kepada Abraham, jika wanita itu tidak mau kubawa ke sini (Kanaan) bisakah aku membawa Ishak anakmu ke sana (tempat sanak saudara) dimana wanita itu berada. Janji ini diterima oleh Abraham ketika Abraham mulai kuatir dengan keadaannya yang sudah tua dan akan mati dengan tidak memiliki Namun Abraham berkata dengan keras bahwa jangan sekali-kali membawa Ishak kembali kesana. Ada alasana yang begitu kuat yang membuat Abraham tidak memperbolehkan semua hal itu yaitu adalah janji Tuhan. Tuhan telah berjanji kepada Abraham bahwa Tuhan telah berkata “ kepada keturunanmulah akan Kuberikan negri ini” (ay7b). keturunan dan hartanya akan diberikan kepada hambanya Eliezer (Kejadian 15:2), namun Tuhan meneguhkan janjinya dan berkata “bahwa kepada keturunanmulah Kuberikan negri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, Sungai Efrat”. Dalam Kejadian 13:15 kita juga dapat melihat bahwa Tuhan berjanji kepada Abraham “sebab seluruh negri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Janji inilah yang menjadi alasan Abraham mengapa ia tidak mengijinkan jika nantinya Ishak harus pergi dari negri itu ke negri asal mereka. Sebab jika Ishak pergi ke tempat asal Abraham dan otomatis Ishak tidak berada di Kanaan maka janji Tuhan itu tidak akan tergenapi. Setelah hal ini dijelaskan semua, maka barulah hamba itu meletakkan tangannya dibawah pangkal paha Abraham dan mengambil sumpah dan menjalankan tugas tersebut. 

Untuk uraian Kejadian Bagian Kedua dari ayat 10-21 bisa Klik di sini
Untuk Uraian Kejadian bagian Ketiga dari Ayat 22-27 Bisa Klik di sini

[1] App Complete Jewish Bible
[2] K.A Kitchen, Ensikopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1, (Jakarta:1994, Yayasan Komunikasi Bina Kasih).hal.278
[3] Wychliffe, the Whycliffe Bible Commentary, (Jakarta:2007, Gandum Mas), hal. 94-95

Reveneuhits 2