RevenueHits

Selamat datang di Blog anak-anak tangga, jika teman-teman butuh dukungan doa bisa hub di 081293642923

Kasus Poligini

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penyimpangan seksual adalah suatu tindakan seksual yang menyimpang dari batas normal, atau dapat dikatakan tidak lazim. Jenis-jenis penyimpangan Seksual adalah seperti Homoseksual yaitu hubungan sesama jenis, teteapi kata homoseksual cenderung digunakan bagi kasus pria berhubungan dengan pria, sedangkan bagi wanita yang berhubungan dengan wanita disebut dengan Lesbian. Lalu kasus penyimpangan seksual selanjutnya adalah memiliki pasangan yang lebih dari satu, hal ini disebut dengan Poligami. Poligami berasal dari bahasa Yunani yaitu gabungan dari kata poli yang berarti banyak dan gamein yaitu perkawinan jadi pengertian poligami adalah perkawinan yang memiliki pasangan lebih dari satu. Sedangkan dalam kasus Poligami sendiri dapat dibagi kedalam dua kasus khusus yaitu yang pertama adalah Poligini yang berarti seorang pria memiliki istri atau pasangan lebih dari satu pada saat yang bersamaan dan yang kedua adalah Poliandri yang berarti seorang wanita meiliki suami ataupun pasangan yang lebih dari satu pada saat waktu yang bersamaan.
Kasus-kasus semacam ini memang sudah banyak terjadi dan ada banyak alasan-alasan yang mendasari hal tersebut. Baik dari hal ekonomi, lingkugan, traumatis, ketidakpuasan (tidak bersyukur),dll.

B.     Pembatasan Permasalahan
Dalam pembahasan penyimpangan seksual penulis membatasi masalah sampai pada penyimpangan seksual poligini yaitu pria yang memiliki istri atau pasangan yang lebih dari satu.

C.    Rumusan Masalah
a.       Apa faktor penyebab seorang berpoligini?
b.      Apa dampak yang terjadi ketika berpoligini?
c.       Bagaimana Sikap Iman Kristen Menanggapi Poligini?
d.      Bagaiman seharusnya sikap kita untuk terhindar dari poligini?








BAB II
ISI

A.    Faktor Penyebab Seseorang Berpoligini
Dalam kasus poligini ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berpoligini, adapun faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

1.      Ketidakpuasan
Ketidakpuasan menjadi sebuah faktor yang sangat mempengaruhi, yang dimaksud dengan ketidakpuasan di sini adalah suami yang tidak dapat menerima pasanangannya. Hal ini bisa terjadi ketika seorang istri yang tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual sang suami. Lalu hal lain yang dapat membuat sang suami tidak puas akan istrinya adalah sang istri yang tidak mengerti kebutuhan sang suami, berpenampilan sembarangan, tidak merawat diri. Sehingga ketika sang suami pergi keluar rumah dan ia menemui wanita lain yang menurutnya mengerti kebutuhannya, berpenampilan menawan maka ia akan tertarik kepada wanita itu.  Kejadian ini mengawali terjadinya peselingkuhan dan berujung pada poligini.
Ketidakpuasan juga dapat merujuk kepada adanya nafsu seksual yang tinggi  pada pria, sehingga ketika nafsu seksualnya tidak terpuaskan atau tepenuhi maka ia akan berusaha terus mencari agar terpenuhi.
2.      Istri mandul
Istri mandul yang berarti tidak mampu memberikan keturunan bagi sang suami, karena tidak mampunya sang istri memberikan keturunan kepada suami, maka suami berusaha mencari istri lagi untuk memberikan keturunan kepadanya. Kejadian seperti ini, juga terjadi kepada seirang tokoh di dalam Perjanjian Lama yaitu kisah dari Abraham. Abraham meiliki seorang istri yang bernama Sarah, dalam pernikahannya ia tidak memiliki anak, sebab Sarah mandul. Karena Abraham memerlukan adanya seorang ahli waris maka ia mengangkat Eliezer dari budaknya sebagai ahli waris. Namun Abraham mendapat ijin dari Sarah istrinya untuk menikah dengan Hagar seorang budak mereka, dari perkawinannya dengan Hagar ia memperoleh seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismael.
3.      Kebiasan yang dibangun ketika muda
Kebiasaan akan selalu mempengaruhi kehidupan seseorang, seperti jika seorang remaja gemar bermain game atau bermain gadget maka ketika dalam ibadah di gereja ia pun akan tetap bermain game atau gadget, padahal tidak begitu semestinya. Dalam perumpamaan itu kita dapat menarik sebuah kseimulan bahwa memang benar kebiasaan itu sangat mempengaruhi tingkah laku kehidupan kita. Jadi ketika kita menghubungkan kebiasaan dengan poligini maka kita akan mendapati sebuah kebiasaan yang mempengaruhi poligini yaitu beganti-ganti pacar ketika masa sebelum menikah. Ketika dimasa muda ia tentu mengalami masa-masa berpacaran, tetapi ketika dalam masa berpacaran ia sering gonta-ganti pacar sehingga ketika masa menikah kebiasaan ini terbawa dan memiliki hasrat untuk menikah kembali dan memiliki istri lebih dari satu.
4.      Memiliki tahta dan harta
Memang faktor yang satu ini tidak begitu mempengaruhi namun ada beberapa kasus yang menunjukan seorang yang kaya dan memiliki kedudukan memiliki istri lebih dari satu. Dengan adanya harta yang banyak ia merasa perlu memiliki istri yang banyak. Mengapa hal ini bisa terjadi sebab adanya persetujuan atau aturan yang mengesahkan poligini, yang terpenting ia mampu menafkahi atau memberi makan setiap istrinya.
 Jika kita melihat dalam Perjanjian Lama maka kita akan menemui sebuah kisah dari Salomo yang memiliki banyak sekali istri ketika ia menjadi raja. Ketika Salomo menjadi raja, dan atas keberhasilan-keberhaslan yang ia capai ia mendapat empati dari kerajaan-kerajaan lain. Karena adanya empati dari kerajan-kerajaan lain maka mereka ingin membangun hubungan baik dengan Salomo melalui memberikan wanita ataupun anak perempuan dari kerajaan lain, dan perempuan-perempuan itu banyak yang berasal dari bangsa kafir. Keberhasilan yang diperoleh oleh Salomo membawanya kepada dosa, sebab ia tidak mampu mengendalikan diri akan hal itu.
5.      Terperangkap
Faktor selanjutnya adalah terperangkap yang dimaksud dengan terperangkap adalah suatu kejadian yang tidak disengaja. Biasanya kejadian ini dapat terjadi ketika seseorang tidak memiliki penguasaan diri ataupun tidak memiliki kesiapan untuk melawan. Sebagai contoh yang mengambarkan kejadian ini adalah  kisah di dalam Perjanjian Lama tentang raja Daud yang berzinah dengan Batsyeba, kejadian ini diawalai ketika Daud tidak ikut berperang dengan tentaranya dan justru malah tinggal di istana. Ketika itu, Daud sedang berjalan-jalan di sotoh istana dan ia melihat seorang yang sedang mandi yaitu Batsyeba dan akhirnya Daud bersetubuh dengannya dan menjadikan Batsyeba sebagai istrinya. Uria yang menjadi suami dari Batsyeba dibunuh oleh Daud dengan cara manaruh Uria dibarisan depan perang dengan kondisi mabuk.

B.     Dampak Seseorang Berpoligini
Tentu dari segala tindakan yang diperbuat oleh manusia membawa sebuah dampak yang tentunya juga sangat berpengaruh bagi kehidupanya adapun dampak yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
1.      Bertambahnya tanggungan hidup
Tentu jika ia memiliki istri dua, maka tentu ia juga harus menyiapkan kebutuhan yang cukup bagi dua orang. Tentu hal ini membuat sebuah permasalah baru, apalagi ketika nanti ia telah memiliki anak dari setiap istrinya maka ia akan memiliki tanggungan yang berlipat-lipat dari seharusnya.


2.      Pikiran yang terbagi-bagi
Jika seorang memiliki istri lebih dari satu tentu pikirannya atau fokusnya terbagi-bagi dan hal ini juga akan membuat sang suami tidak masksimal dalam mengurus atau menyayangi istrinya.
3.      Melukai hati istri
Dampak yang satu ini sangat besar, sebab ketika seorang istri dimadu akan mengganggu kesehatan psikologisnya atau membuat istrinya nya menjadi sakit hati dan merasa inferior (merasa rendah). Kejadian ini juga dapat kita lihat dalam kisah Perjanjian Lama, yaitu ketika Hagar menjadi istri dari Abaraham dan mendapat seorang anak yang bernama Ismael, Hagar mengolok-olok Sarah karena ia mandul dan tidak dapat melahirkan. Karena Sarah sakit hati akan perlakuan Hagar maka Sarah mengusir Hagar dan Ismael anaknya dari rumah mereka dan tentu Hagarpun pasti terluka akan perlakuan itu. Kejadian ini memberi bukti bagi kita bahwa ketika seorang suami berpoligini akan menimbulkan sakit hati pada istri-istrinya.

C.    Pandangan Iman Kristen Terhadap Poligini
Ajaran kristen menyatakan bahwa seorang kristen hanya cukup menikah sekali saja, seperti tertulis di dalam Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Ayat ini berbicara bagaimana seorang kristen harus hidup setia terhadap pasangan hidupnya. Dengan demikian menyatakan bahwa seorang kristen tidak boleh berpoligami , hanya cukup menikah sekali seumur hidup.
Jika kita mempelajari tokoh-tokoh di dalam Perjanjian Lama, bahwa setiap orang yang berpologini mendapat sebuah ganjaran dari pada Tuhan. Seperti ketika Daud, anak dari pada perzinahannya mati dan melalui tindakannya  itu juga ia telah membunuh Uria dan menjadikan tangannya belumuran darah (tangan berdarah) sehingga ia tidak layak untuk membangun kembali Bait Allah. Sedangkan dalam kasus Salomo, ia tidak lagi mengikuti Tuhan seperti ayahnya Daud melainkan mengikuti dewa-dewa atau sembahan dari pada istri-istrinya. Hal inilah yang membuat Tuhan juga marah kepada Salomo.

D.    Sikap yang harus dimiliki untuk terhindar dari Poligini
Oleh karena poligini adalah sesuatu hal yang tidak baik, maka hal itu harus dihindari dan dijauhkan dari setiap kehidupan kita. Adapun cara yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
1.      Ketika masa sebelum menikah
Carilah pasangan yang sepadan, yang berarti dapat menolongmu, merupakan wanita yang takut akan Tuhan dan berdoalah kepada Tuhan agar memberikan petunujuk untuk pasangan hidupmu kelak.
2.      Ketika sudah menikah
Sayangilah istrimu dengan segenap hati, dan belajar bersyukur untuk semuanya dan jika ada sesuatu hal yang tidak kau dapat atau masalah yang ada pada istrimu belajarlah untuk membicarakannya dan  mencari jalan keluar bersama.

E.     Kesimpulan
Poligini tidak akan pernah mendatangkan keadaan baik, maka dari itu milikilah hanya seorang wanita untuk menjadi istrimu yang akan menemani sepanjang hidupmu.



































                                        

Share this

Artikel Terkait Baca Di Sini

Previous
Next Post »

Reveneuhits 2