Negara Indonesia adalah negara yang besar dengan luas negara 5.193.250 km² (mencakup daratan dan
lautan) yang terdiri dari banyak pulau, baik itu
pula Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan masih banyak lagi. Dengan begitu
luasnya negara Indonesia memiliki banyak sekali beragam suku, dan setiap suku
memiliki ciri khasnya masing-masing. Dalam negara Indonesia sendiri terdapat
beberapa agama pokok yang menjadi kepercayaan rakyat Indonesia, yaitu seperti
Agama Kristen, Islam, Hindu, Budha, dan Konghucu. Namun jauh sebelum semua agama
itu masuk ke dalam Negara Indonesia, setiap suku yang sudah memiliki
kepercayanaan masing-masing terhadap kekuatan supranatural yang mereka
percayai.
Dalam sistem kepercayaannya inipun setiap suku memiliki
caranya masing-masing masing. Walaupun terkadang ada beberapa hal yang mirip
dalam prakteknya seperti memberikan sesajen, menyembah pohon, percaya kepada
benda - benda tetapi pada hakekat kepercayaannya setiap suku berbeda.
Seperti layaknya system kepercayaan yang ada di Sumatera
Utara, khususnya system kepercayaan suku batak. Saat ini pada umumnya orang
Batak menganut agama Kristen Protestan,
Kristen Katolik,
dan Islam Sunni.
Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut kepercayaan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu),
walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang, namun
kepercayaan ini sudah ada sebelum agama-agama masuk ke daerah Sumatera Utara. Suku
batak sendiri dapat digolongkan menjadi 6 bagian lagi yaitu. Toba, Karo,
Pakpak, Mandailing, Simalungun, dan Angkola. Meskipun masih satu rumpun batak,
kelima jenis batak ini memiliki system kepercayanaannya masing-masing.
- Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang yang ada, penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang sedang dipaparkan, yaitu sebagai berikut:
- Negara Indonesia adalah negara yang Luas
- Negara Indonesia adalah negara yang majemuk
- Setiap suku di Indonesia memiliki system kepercayaannya masing-masing diluar agama
- Suku batak memiliki system kepercayaan sejak sebelum agama-agama masuk ke daerah Sumatera Utara
- Kepercayaan-kepercayaan seperti ini disebut dengan Animisme.
- Pembatasaan MasalahBerdasarkan identifikasi tersebut di atas, penulis membatasi pokok bahasan pada bahasan system kepercayaan suku batak toba.
- Rumusan Masalah
- Apa itu batak toba?
- Apa yang menjadi sistem kepercayaan suku batak toba?
- Bagaiman suku batak toba memandang seluruh aspek kehidupan berdasarkan sistem kepercayaan yang dianutnya ?
- Batak Toba
Batak
Toba adalah suatu kesatuan kultural. Batak Toba tidak mesti tinggal diwilayah
geografis Toba, meski asal-muasal adalah Toba. Sebagaimana suku-suku bangsa
lain, suku bangsa Batak Tobapun bermigrasi kedaerah-daerah yang lebih
menjanjikan penghidupan yang labih baik. Contoh, mayoritas penduduk asli
Silindung adalah marga-marga Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung,
Hutapea dan Lumbantobing. Padahal ke-enam marga tersebut adalah turunan Guru
Mangaloksa yang adalah salah- seorang anak Raja Hasibuan diwilayah Toba.
Demikian pula marga Nasution yang kebanyakan tinggal wilayah Padangsidimpuan
adalah saudara marga Siahaan di Balige, tentu kedua marga ini adalah turunan
leluhur yang sama. Batak Toba sebagai kesatuan kultural pasti dapat menyebar ke
berbagai penjuru melintasi batas-batas geografis asal leluhurnya.
Batak toba
juga terkenal dengan marga, marga adalah nama keluarga yang menjadi bagian nama
sebagai pertanda dari keluarga mana ia berasal. Nama atau marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah
(patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus
menerus. Marga ini akan sangat menolong dan membantu setiap orang untuk tetap
dapat menjalin baik hubungan antara seseorang dengan yang lainnya. Hal ini
dikarenakan mereka diikat atu disatukan oleh sebuah pertalian yang kita kenal
dengan marga.
- Sistem Kepercayaan Suku Batak Toba
Setelah
kita mengetahui apa itu suku batk toba, selanjutnya penulis akan membahas lebih
lagi kepada sistem kepercayaan yang dianut oleh suku batak toba. Adapun yang
menjadi system kepercayaan Suku Batak Toba adalah sebagai berikut: Dalam system
kepercayaannya orang batak memiliki konsep utama kepercayaan, yaitu mengenai Penciptaan, Jiwa, Roh, dan juga
tentang kematian atau dunia akhirat.
A.
Konsep tentang Penciptaan
Konsepsi tentang penciptaan,Orang
batak toba mempunyai konsepsi bahwa alam ini dan seluruh isinya,diciptakan oleh
Debata (ompung)mulajadi na bolon yang bertempat tinggal di atas
langit dan mempunyai nama-nama lain sesuai dengan tugas dan tempat
kedudukannya.Sebagai Debata Mulai jadi na Bolon, ia tinggal di langit dan
merupakan maha pencipta.Sebagai penguasa dunia tengah,ia bertempat tinggal di
dunia ini dan bernama Silaon na Bolon.Sebagai penguasa dunia makhluk halus ia
bernama Pane na Bolon. Selain daripada pencipta,Debata Mulaijadi na Bolon juga
menciptakan dan mengatur kejadian gejala-gejala alam,seperti
hujan,kehamilan,sedangkan Pane na Bolon mengatur setiap penjuru-mata angin.
B.
Konsep tentang Jiwa
Konsep tentang jiwa yang dikenal
oleh orang batak toba adalah tondi. Tondi merupakan jiwa atau roh orang
itu sendiri dan sekaligus juga merupakan kekuatan. Tondi diterima oleh
seseorang itu pada waktu ia masih ada di dalam rahim ibunya dan demikian pula
sahala atau sumangat.Demikian tondi itu juga merupakan
kekuatan yang memberi hidup kepada bayi (calon manusia),sedangkan sahala
adalah kekuatan yang akan menentukan wujud dan jalan orang itu dalam hidup
selanjutnya.Seperti halnya dengan sahala ,yang dapat berkurang atau
bertambah,tondi itu dapat pergi meninggalkan badan. Bila tondi
meninggalkan badan untuk sementara,maka orang yang bersangkutan itu sakit, bila
untuk seterusnya,orang itu mati.Keluarnya tondi dari badan disebabkan
karena ada kekuatan lain(sambaon) yang menawannya.
Jadi Sebelum agama Islam dan Kristen masuk ke Tanah
Batak, suku Batak Toba percaya bahwa roh atau tondi adalah tenaga yang
menghidupkan segala sesuatu yang ada di bumi, termasuk pohon, batu, besi, dan
peralatan yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut ilmuwan D. Joh. Warneck, tondi dalam animisme orang Batak Toba terdiri dari tujuh jenis sesuai fungsinya yaitu sebagai berikut:
1. Tondi sigomgom: roh yang tidak pernah meninggalkan tubuh yang ditempatinya, kecuali bila tubuh itu sudah tak bernyawa/meninggal.
2. Tondi sijungjung: roh pelindung.
Menurut ilmuwan D. Joh. Warneck, tondi dalam animisme orang Batak Toba terdiri dari tujuh jenis sesuai fungsinya yaitu sebagai berikut:
1. Tondi sigomgom: roh yang tidak pernah meninggalkan tubuh yang ditempatinya, kecuali bila tubuh itu sudah tak bernyawa/meninggal.
2. Tondi sijungjung: roh pelindung.
3.Tondi sipalospalos: roh jahat yang menyebabkan penyakit.
4. Tondi sibahota: roh yang memiliki daya cipta.
5. Tondi sipalilohot: roh yang menjadikan seseorang
kaya.
6. Tondi siparorot: roh pengasuh.
7. Tondi saudara: roh yang tidak menyatu dengan tubuh, tapi bergabung dengan plasenta dan turut dikuburkan.
6. Tondi siparorot: roh pengasuh.
7. Tondi saudara: roh yang tidak menyatu dengan tubuh, tapi bergabung dengan plasenta dan turut dikuburkan.
Jadi menurut falsafah orang Batak,
setiap manusia memiliki tondi yang menentukan nasibnya: tondi itu bisa bersikap
bersahabat atau sebaliknya bermusuhan dengan tubuh yang didiaminya. Misalnya,
walaupun orang berusaha agar tubuhnya gemuk, tapi bila tondi-nya menentukan
harus kurus maka dia akan tetap kurus selamanya. Keadaan seseorang, baik
kesehatan maupun kemampuannya, dianggap sebagai karunia tondi. .
C.
Konsep Tentang Roh
Konsep tentang Roh yang dikenal
oleh orang batak toba adalah Sahala. menurut kamus bahasa Batak -
Indonesia mengartikan sahala adalah sebagai kharisma dan wibawa. namun
ada yang mengartikan bahwa Sahala adalah merupakan
Roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Vergouewen memaknakan Sahala
sebagai daya khusus dari tondi (jiwa). Menurut kepercayaan agama Malim, sahala
adalah roh suci yang bersumber dari Debata mulajadi Nabolon yang diturunkan
melalui Balabulan kepada seseorang manusia yang terpilih. Perlu kita
ketahui bahwa semua orang memiliki tondi namun tidak semua orang memiliki
sahala. Setiap orang yang memiliki Sahala pastilah jumlah dan kualitasnya
berbeda-beda. sebagai contoh Sahala dari seorang raja lebih
banyak dan lebih kuat dari sahala orang biasa. Sahala itu dapat
berkurang dan menentukan peri kehidupan seseorang. Berkurangnya sahala
menyebabkan seseorang kurang disegani.
- Konsep Tentang Kematian
begu, adalah seperti tingkah laku
manusia, hanya secara kebalikannya,yaitu misalnya apa yang dilakukan oleh
manusia pada siang hari di lakukan begu pada malam hari.Orang batak mengenal
begu yang baik dan yang jahat.Sesuai dengan kebutuhannya,begu di puja dengan
sajian(pelean). Begu juga dikenal sebagai makhluk roh dari orang yang
telah meninggal
Di kalangan orang batak toba,begu yang terpenting ialah sumangot ni ompu (begu
dari nenek moyang).Kalau begu yang dulunya sebagai tondi menduduki tubuh manusia
yang kaya,yang berkuasa,dan yang mempunyai keturunan yang banyak,maka upacara
untuk menghormatinya juga bersifat besar-besaran.Upacara seperti itu di sertai
dengan gondang (musik batak) dan dengan sajian yang di sebut tibal-tibal yang
di tempatkan di atas pangumbari.
Beberapa golongan begu yang ditakuti
atau dihormati orang batak toba adalah:
1. Sombaon,yaitu sejenis
begu yang bertempat tinggal di pengunungan atau di hutan rimba yang
padat,gelap,dan mengerikan(parsombaonan)
2. Solobean,yaitu begu
yang di anggap sebagai penguasa dari tempat –tempat tertentu dari toba.
3. Silan,yaitubegu yang
serupa dengan sombaon menempati pohon besar atau batu yang aneh
bentuknya,tetapi khususnya di anggap sebagai nenek moyang pendiri kuta dan juga
nenek moyang dari marga.
4. Begu ganjang,yaitu begu yang sangat di takuti
karena dapat dipelihara oleh orang agar dipergunakan untuk membinasakan
orang-orang lain yang di benci oleh si pemelihara tadi.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- anak-anaktangga_sidebar-right-1_AdSense2_1x1_as -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-1581529564839685"
data-ad-slot="5176612255"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<!-- anak-anaktangga_sidebar-right-1_AdSense2_1x1_as -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-1581529564839685"
data-ad-slot="5176612255"
data-ad-format="auto"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>