AYAT 1-9
Adapun pada waktu itu Abraham sudah tua, serta diberkati Tuhan dalam segala hal (Adonai had blessed Avraham in everything)[1]. Tuhan memberkati Abraham dalam segala hal, ini dapat kita lihat mulai dari Abraham meninggalkan tanah asalnya (kej 12:4) sampai ke tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya, bukan hanya itu saja Tuhan juga memberkati Abraham hingga ia mendapatkan anak, Ishak (kej 21:2). Seperti yang sudah kita ketahui bahwa ada tiga janji Tuhan kepada Abaraham yaitu, Tanah, Keturunan dan juga Bangsa.
Setelah Sarah meninggal, maka Abraham memerintahkan
hambanya untuk mengambil sumpah atasnya untuk mengambilkan istri bagi Ishak
anaknya. Hamba ini kemungkinan adalah
Eliezer, karena dicatat bahwa Abraham berkata kepada hambanya yang paling tua
dan yang berkuasa atas segala kepunyaannya
(ay 2) hal ini ada kesamaan dengan Kejadian 15:2 Dalam ayat ini Abraham
berkata keada Tuhan bahwa ia akan mati dengan tidak memiliki keturunan, dan yang mewarisi harta rumahnya adalah Eliezer,
jadi dapat kita hubungkan bahwa seorang hamba yang akan mewarisi rumah dan yang
berkuasa atas segala kepunyaanya, adalah seorang yang sama yaitu memiliki hak
keistimewaan yang sama. Eliezer memiliki arti Allah Penolong, ia berasal dari
Damsyik yang menjadi ahli waris Abraham
sebelum kelahiran Ismael dan Ishak. Kebudayaan pada saat itu, memperbolehkan
sebuah keluarga yang tidak memiliki anak untuk mengangkat seseorang dari luar
keluarganya untuk menjadi ahli warisnya.[2]
Adapun alasan mengapa Abraham memerintahkan Eliezer
untuk mengambil istri bagi Ishak adalah karena Ishak merasa sedih setelah
ditinggal ibunya. Kita dapat melihat bukti ini dalam ayat 67b di situ dikatakan
Ishak mencintainya (Ribka) dan
demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal (Sara). Namun dalam mengambil
istri bagi Ishak, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu, hamba itu harus
mengambil sumpah dengan meletakkan tangannya di bawah pangkal paha Abraham
untuk mengambil sumpah agar ia tidak mengambil seorang istri bagi Ishak dari
antara orang Kanaan. Pada waktu itu mengambil sumpah dengan meletakkan
tangan di bawah pangkal paha adalah
sebuah kebudayaan, sebab hal serupa seperti ini juga pernah dilakukan oleh
Yusuf kepada Israel ayahnya (Kej 47:29), dimana pada waktu itu Israel sudah tua
dan akan mati, maka Israel meminta kepada Yusuf mengambil sumpah untuk tidak
menguburkannya di Mesir. Adapun tujuan
pengambilan sumpah dengan meletakkan tangan di bawah pangkal paha menunjukan
persetujuan resmi, sebab apabila seorang yang mengambil sumpah tersebut
melanggarnya, maka anak-anak yang belum lahir akan membalasnya.[3]
Abraham juga memberikan kekuatan dengan meyakinkan Eliezer bahwa Tuhan akan
menyertai dia, kita dapat melihatnya dalam kejadian 24:7 Dialah juga yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu,
sehingga engkau dapat mengambil seorang istri dari sana untuk anakku.
Ada
hal unik pada bagian ini dimana ketika Abraham memerintahkan hambanya untuk
mengambil istri bagi Ishak, bukanlah seorang Kanaan melainkan seorang wanita
dari negri asalnya. Jadi ada syarat yang harus dilaksanakan oleh hamba itu yang
pertama wanita itu bukanlah orang Kanaan (ay 3). Kanaan adalah sebuah negri
yang berasal dari keturunan Ham saudara dari Sem. Kita akan melihat apa
kelanjutan dari perintah ini yaitu yang kedua ia adalah seorang dari sanak saudara
Abraham. Jika seorang wanita itu diambil dari antara orang Kanaan maka dia
bukanlah dari Sanak saudara Abraham, sebab seperti yang sudah kita ketahui
Kanaan adalah keturunan dari Ham berarti jika seorang wanita itu haruslah
seorang yang berasal dari sanak saudara Abraham maka ia juga haruslah berasal
dari keturunan Sem. Mengapa keturunan Sem, karena Abraham berasal dari
keturunan Sem, Namun jika patokannya adalah keturunan Sem maka cakupannya
begitu luas, oleh dari itu Abraham menspesifikkan dari mana seharusnya wanita
iru berasal. Lalu Abraham berkata tetapi engkau harus pergi ke negriku dan
kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang istri bagi Ishak anakku (ay
4). Kata negriku menggunakan kata erets
yang berarti tanah, dan dalam versi New King James Version menggunakan kata kindred yang berarti keturunan, tempat
kelahiran. Dengan demikian sangat jelas tempat yang harus dituju oleh hamba itu
adalah ke tempat tanah kelahiran Abraham atau kampung halaman Abraham.
Lalu
hamba itu bertanya kepada Abraham, jika wanita itu tidak mau kubawa ke sini
(Kanaan) bisakah aku membawa Ishak anakmu ke sana (tempat sanak saudara) dimana
wanita itu berada. Janji ini diterima oleh Abraham ketika Abraham mulai kuatir
dengan keadaannya yang sudah tua dan akan mati dengan tidak memiliki Namun
Abraham berkata dengan keras bahwa jangan sekali-kali membawa Ishak kembali
kesana. Ada alasana yang begitu kuat yang membuat Abraham tidak memperbolehkan
semua hal itu yaitu adalah janji Tuhan. Tuhan telah berjanji kepada Abraham bahwa
Tuhan telah berkata kepada
keturunanmulah akan Kuberikan negri ini (ay7b). keturunan dan hartanya
akan diberikan kepada hambanya Eliezer (Kejadian 15:2), namun Tuhan meneguhkan
janjinya dan berkata bahwa kepada
keturunanmulah Kuberikan negri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai
yang besar itu, Sungai Efrat. Dalam Kejadian
13:15 kita juga dapat melihat bahwa Tuhan berjanji kepada Abraham sebab
seluruh negri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu
untuk selama-lamanya. Janji inilah yang
menjadi alasan Abraham mengapa ia tidak mengijinkan jika nantinya Ishak harus
pergi dari negri itu ke negri asal mereka. Sebab jika Ishak pergi ke tempat
asal Abraham dan otomatis Ishak tidak berada di Kanaan maka janji Tuhan itu tidak
akan tergenapi. Setelah hal ini dijelaskan semua, maka barulah hamba itu
meletakkan tangannya dibawah pangkal paha Abraham dan mengambil sumpah dan
menjalankan tugas tersebut.
Untuk uraian Kejadian Bagian Kedua dari ayat 10-21 bisa Klik di sini
Untuk Uraian Kejadian bagian Ketiga dari Ayat 22-27 Bisa Klik di sini
[1]
App Complete Jewish Bible
[2]
K.A Kitchen, Ensikopedi Alkitab Masa Kini
Jilid 1, (Jakarta:1994, Yayasan Komunikasi Bina Kasih).hal.278
[3]
Wychliffe, the Whycliffe Bible
Commentary, (Jakarta:2007, Gandum Mas), hal. 94-95
1 komentar:
komentarThnks bro
Reply