III
YOHANES
Kaitan antara II Yohanes dengan III
Yohanes sangat dekat atau erat, sehingga penjelasan tentang II Yohanes dapat
sangat mendukung penjelasan III Yohanes, sehingga kita akan membahas tentang
hubungan diantara kedua kitab ini.
B.
Kepenulisan
Kepenulisan dalam kitab ini sama dengan
kitab II Yohanes yang menyebut dirinya sebagai “penatua”, jadi kita dapat
menyimpulkan penulis kitab II Yohanes itu sama dengan penulis kita III Yohanes.
Tetapi ada yang menjadi pembeda dimana secara bukti eksternal kitab ini tidak begitu kuat, seperti kanon Muratorian
yang hanya merujuk kepada I, II Yohanes saja.
Kitab ini sama dengan kitab II Yohanes
yaitu sama-sama menekankan kepada kebenaran, namun dalam penjelasan kebenaran
dalam kitab ini tidak sebegitu jelas seperti yang terdapat di dalam kitb II
Yohanes. Mengapa dikatakan tidak jelas, karena di dalam kitab ini tidak merujuk
kepada adanya kesesatan sedangkan kitab II Yohanes menjelaskan tentang
kebenaran dalam situasi adanya penyesatan. Hal kontras ini dapat kita lihat
diman dalam II Yohanes mengatakan bahwa jangan memberikan tumpangan kepada guru
palsu (berarti menggambarkan adanya guru penyesat) sedangkan di dalam kitab III
Yohanes ini mengatakan bahwa harus memberikan tumpangan kepada guru sejati
(memang menggambarkan bahwa ada guru sejati berarti ada juga guru yang tidak
sejati) namun dalam penjelasannya tidak terang-terangan melainkan terselubung.
Jadi dalam kepenulisan kitab III Yohanes kita dapat meyimpulkan bahwa penulis
kitab III Yohanes dan II Yohanes adalah sama.
C.
Tujuan Surat
Dalam kitab ini menjelaskan kemana surat
ini ditujukan, yaitu kepada Gayus . nama Gayus pada saat itu sangat umum
sehingga sulit untuk menjelaskan Gayus yang mana sebenarnya yang dituju oleh
surat ini. Namun yang pasti adalah Gayus merupakan yang dikenal dekat oleh
penulis, oleh karena kehidupan kekeristenan Gayus yang sangat konsisten dan
memiliki kemuraham untuk memberikan tumpangan. Jika kita melihat bahwa kitab I,
II Yohanes ditulis dan ditujukan kepada jemaart yamg ada di Asia maka kita
dapat menarik sebuah pemahaman bahwa Gayus juga berada di Asia yaitu disalah satu jemaat di sana.
D.
Maksud dan Tujuan
Jika kita melihat kasus dalam kitab ini
adalah menggambarkan adanya seorang pemimipin jemaat yang bernama Diotrefes ia
memiliki sifat yang congkak dan sombong, dimana ia tidak menghargai otoritas
Yohanes dengan tidak mau menerima orang-orang utusan Yohanes. Gayus sebagai
jemaat yang menerima orang-orang utusan Yohanes terancam dikucilkan dari jemaat
oleh Diotrefes.
Dalam surat ini, Yohanes ingin
menyampaikan rasa terimakasihnya atas perbuatan Gayus yang baik dan murah hati
karena telah mau menerima orang-orang utusan Yohanes untuk tinggal di
tempatnya. Lalu Yohanes juga menasehati Gayus agar tidaka mengikuti atau meniru
perbuatan-perbuatan jahat. Dalam ayat ini juga Yohanes memberitahukan bahwa ia
akan datang untuk menjumpai Gayus unutuk berbicara berhadapan muka (berarti
masih banyak hal yang Yohanes mau bicarakan dengan Gayus)