Sosok ayah teladan tampaknya melekat erat pada Mohamed El-Erian yang rela melepaskan jabatan pimpinan di perusahaan investasi dunia demi sang anak. Tanpa rasa sesal dia melepaskan jabatan dengan gaji puluhan miliar rupiah demi menghabiskan waktu lebih banyak dengan sang anak.
Mengutip laman Daily Mail, Kamis (25/9/2014), Mantan CEO Pimco Mohamed El-Erian membongkar alasan mengapa dirinya rela melepaskan jabatan tertinggi di perusahaan investasi yang mengelola dana hingga US$ 2 triliun tersebut. Pekerjaan dengan pendapatan sekitar US$ 8,4 juta atau Rp 99,2 miliar/bulan itu ditinggalkan begitu saja demi satu alasan, demi sang anak.
Puteri Mohamed yang baru berusia 10 tahun mengatakan, sang ayah telah melewati hari pertamanya di sekolah, parade Haloween, pertandingan sepakbola pertamanya dan banyak acara yang telah dia lewatkan. Semua karena sang ayah terlalu sibuk bekerja.
Pengunduran diri Mohamed pada Mei 2013 memang sangat mengejutkan dunia keuangan. Baru-baru ini, dia baru menceritakan betapa puteri kecil dan istrinya, Jamie merupakan alasan utama dia mengambil keputusan mengejutkan tersebut.
Cerita di Balik Pengunduran Diri
Sekitar satu tahun lalu, Mohamed sebenarnya masih sering memberikan perhatian pada putrinya dengan menyuruh dia sikat gigi atau membereskan mainan. Dia pikir perhatian tersebut sudah cukup mengingat anaknya sangat penurut dan tak pernah membantah.
Tapi pada suatu malam, sang anak meminta ayahnya jangan dulu tidur dan pergi ke kamarnya.
"Dia kembali dari kamar dan membawa selembar kertas yang berisi daftar berbagai acara penting dalam hidupnya yang saya lewatkan. Berbagai kegiatan penting di mana saya tak bisa menemainya karena terlalu sibuk bekerja," kenang dia.
Meski memberikan kertas tersebut dengan halus, tapi isinya tampak seperti tamparan keras bagi investor ternama itu. Mohamed mengaku saat itu dirinya merasa telah menjadi ayah sangat buruk meski alasannya untuk bekerja memenuhi kebutuhan sang anak.
"Terdapat 22 kegiatan dan acara dalam daftarnya, mulai dari hari pertama ke sekolah hingga rapat orangtua dengan para guru. Saya sebenarnya punya alasan tepat seperti rapat penting, telepon mendadak dan perjalanan bisnis, tapi saya tetap merasa sangat bersalah waktu itu," kisahnya.
Mohamed merasa pekerjaannya telah membuat dia melewatkan berbagail hal yang lebih penting. Semakin sibuk dirinya, maka dia semakin melukai hubungannya dengan orang-orang paling spesial dalam hidupnya, anak dan istri.
"Saya tak pernah meluangkan cukup waktu untuk menemaninya," sesal dia.
Maklum, dia bekerja dari jam 9 malam hingga jam 1 pagi. Lalu dia bangun untuk menulis sebagai kolumnis di sebuah surat kabar. Pukul 4.30 dia mulai memperhatikan pergerakan saham dan sudah berada di kantor pukul 9 pagi menjalankan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan.
Kini dia telah bekerja sebagai Kepala Penasehat Ekonomi di Allianz di mana waktu kerjanya 50 persen lebih luang dibandingkan saat masih bekerja di PIMCO.
Sejak mengundurkan diri, kini investor tersebut mengatakan lebih dekat dengan sang anak. Bahkan bersama sang istri, mereka berdua membangunkan dan menyiapkan sarapan untuk putrinya.
Dia bahkan telah merencanakan liburan bertiga saja. Sang anak juga merasa lebih bahagia karena Mohamed meluangkan banyak waktu menemai hari-harinya. (Sis/Ndw)