RevenueHits

Selamat datang di Blog anak-anak tangga, jika teman-teman butuh dukungan doa bisa hub di 081293642923

Teori Belajar Kognitif




TEORI BELAJAR KOGNITIF


BAB I
Pendahuluan

A.                Latar Belakang


                       Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga bisa kita mengerti sebagai suatu cara memanusiakan manusia. Pendidikan dalam konteks ini meliputi semua lembaga pendidikan mulai dari, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, bahkan Perguruan Tinggi sekalipun.
                        Dengan adanya lembaga pendidkan itu, tentunya di sana ada proses pembelajaran yang berlangsung dalam dunia pendidikan tersebut. Proses pembelajaran tentunya berlangsung berdasarkan setiap ketentuan yang ada berdasarkan Undang-Undang yang mengatur tentang pendidikan. Proses pembelajaran berlangsung dengan ketetuan, yaitu atas dasar adanya RPP, Silabus, dan Kurikulum yang sudah dibuat dari sekolah tersebut, karena tanpa ketiga hal tersebut suatu sekolah dengan proses pembelajarannya tidak akan berlangsung dan terselenggara dengan baik.
                        Dalam proses pembelajaran tentunya akan ada banyak masalah dan kendala yang dihadapi, namun sebenarnya dengan setiap kendala tersebutlah suatu sekolah dapat lebih maju dan teruji kredibilitasnya dalam ”memanusiakan manusia” atau menghasilkan generasi yang unggul dan kompeten dibidangnya. Berbicara tentang masalah, adalah hal yang umum yang biasa dihadapi peserta didik, yaitu dalam proses pembelajaran. Bagaimana peserta didik mengerti hingga memahami suatu pelajaran yang disamapaikan pendidik dalam proses pembelajaran. Yang mana di dalam dunia pendidikan banyak sekali aspek-aspek yang harus kita patuhi dan lakukan. Secara khusus dalam proses kegiatan belajar mengajar, baik aturan dari sekolah itu sendiri ataupun cara kita merespon setiap pembelajaran yang disampaikan para pengajar kepada kita sebagai peserta didik.
                        Setiap manusia diciptakan memiliki kemampuan berbeda satu dengan yang lain, demikian halnya dengan respon terhadap belajar, ada yang memiliki repon cepat, rata-rata, bahkan yang kurang menangkap pun ada, dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Hal inilah yang membuat banyak ahli merumuskan teori tentang belajar, namun dari semunya itu tidak ada yang secara tepat bisa digunakan oleh beberapa orang sekaligus dalam memperoleh pelajaran. Bahkan penelitian tentang metode mengajar yang paling sesuai ternyata semuanya gagal, karena setiap metode mengajar bergantung pada cara atau gaya siswa belajar.[1]
                        Beberapa teori belajar yang kita kenal, yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yakni teori belajar kognitif, teori belajar behavior, teori belajar humanistic, teori belajar konstruktivisme, teori belajar gesalt, dan beberapa teori lain tentang teori belajar. Di dalam makalah ini secara khusus kita akan belajar tentang salah satu teori belajar yang sudah disebutkan di atas, yaitu Teori Belajar Kognitif.
           
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu teori belajar kognitif?
2.      Apa itu Revolusi Kognitif?
3.      Apa saja gagasan pokok yang melandasan Revolusi Kognitif?
4.      Teori apa saja yang masuk dalam Kelompok Kognitif?

C.    Tujuan dan Manfaat
ü  Agar setiap orang yang masih dalam proses belajar mengenal secara jelas model belajar yang bisa mempermudah dalam proses pembelajaran.
ü  Menambah informasi dan wawansan pembaca buku.
ü  Agar guru tepat dalam menerapkan model belajar seperti apa yang ia akan gunakan dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik.
ü  Agar guru tahu model belajar peserta didikannya.
ü  Mengasah cara kita berpikir, yang dengan berpikir kita bisa memecahkan masalah khususnya dalam proses pembelajaran.
ü  Membantu kita untuk berpikir kritis, terhadap suatu masalah, dan kemudian menyikapinya dengan bijak.





BAB II
Isi

            Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Teori Belajar Kognitif, namun sebelum kita sampai pada ranah itu kita perlu mengerti juga tentang apa itu Teori, Belajar, dan Kognitif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, yang didukung oleh data dan argumentasi, sedangkan menurut KBBI belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, suatu upaya untuk melatih diri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dengan tanggapan karena penglaman yang sudah pernah dialami dari proses belajar, dan kognitif menurut KBBI adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri, atau proses, pengenalan, dan penafsiran lingkungan oleh seseorang, atau juga hasil pemerolehan pengetahuan.
            Secara ringkas Dorin, Demmin dan Gabel (1990) dan Juga Smith (2009), menyatakan bahwa karakteristik teori sebagai berikut : (i) teori adalh sebuah penjelasan umum tentang berbagai pengamatan yang dinuat seiring dengan berjalannya waktu, (ii) teori menjelaskan dan meramalkan timbulnya perilaku, (iii) suatu teori tidak dapat dibangun di atas keragu-raguan, (iv) suatu teori dapat diubah, dimodifikasi. Kerlinger (1989) menyatakan bahwa teori adalah suatu himpunan dari konstruk-konstruk (konsep-konsep), definisi-definisi dan proposisi-proposisi yang saling berkaitan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis tetang suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antarvariabel, dengan tujuan menjelaskan fenomena tersebut. [2]
            Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang mana dalam perubahannya akan terlihat bahwa seseorang tersebut memiliki ciri-ciri, yakni perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, serta perubahan mencakup seluruh aspek tingkh laku.[3]
            Jadi, berdasarkan sumber di atas kami mengambil satu kesimpulan, Teori Belajar Kognitif adalah usaha untuk memperoleh pengetehuan berdasarkan fakta dan data, guna memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan, dan mengalami perubahan seluruh aspek tingkah laku.
            Teori Belajar Kognitif muncul, karena kuatnya pengaruh Teori Belajar Behavior. Namun, kemunculan Teori Belajar Kognitif tidaklah serta-merta. Pada tahun 1950-an terjadi gerakan intelektual yang disebut Revolusi Kognitif. Saat itu terjadi komunikasi dan riset antardisiplin yang intensif, yang esensinya tidak menyetujui penerapan konsep behaviorismeyang mengabaikan proses mental atau pikiran. Revolusi kognitif mencapai puncaknya pada tahun 1980-an dengan publikasi-publikasi oleh sejumlah filsof antara lain Daniel Dennet dan ahli-ahli kecerdasan buatan (artificial intelligence) seperti Douglas Hofstadter.
            Menurut Steven Pinker  (2002)[4], ada lima gagasan pokok yang melandasi Revolusi Kognitif, yakni (i) dunia mental atau pikiran dapat dibumikan pada dunia fisis melalui konsep-konsep tentang informasi, komutasi, dan umpan balik, (ii) pikiran tidak mungkin seperti papan tulis kosong karena papan tulis kosong tidak dapat berbuat apa-apa, (iii) suatu rentang yang tidak terbatas menyangkut perilaku dapat dibangkitkan oleh program-program gabungan tertentu di dalam pikiran, (iv) mekanisme universal dapat menjadi dasar timbulnya berbagai macam variasi tindakan lintas budaya, (v) pikiran adalah suatu sistem kompleks yang tersusun dari bagian-bagian yang saling berinteraksi.
            Teori kognitif diawali oleh perkembangan psikologi gestalt yang dipelopori oleh Marx Wertheimer, namun yang disebut sebagai pengembang teori ini adalah Jean Piaget, seorang ahli psikologi perkembangan kelahiran Swiss. Walau istilah kognitif banyak dipopulerkan oleh Piaget dengan teori perkembangan kognitifnya, sebenarnya telah dikembangkan oleh Wilhelm Wund (Bapak Psikologi). Menurut Wund kognitif adalah proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wund percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam memori (1987).
            Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Ada dua pemikiran pokok dari kognitivisme, yakni teori pemrosesan informasi dan teori seksama. Dalam teori pemrosesan informasi unsure terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya, sedangakan teori skema berbicara tentang informasi baru yang masuk dan diterima pembelajar dibandingkan dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya yang dinamakan skema (jamak:skemata).
            Adapun teori-teori belajar kognitif adalah sebagai berikut yang termasuk didalamnya, yakni :

a.       Teori Gestalt

Teori Gestalt dikembangkan oleh Koffka, Kohler, dan Wertheimer. Menurut teori Gestalt, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antarbagian dalam suatu situasi permasalahan. Teori Gestalt menganggap bahwa insight adalah init dari pembentukkan tingkah laku. Insight yang merupakan inti dari belajar teori Gestalt, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
ü  Tergantung pada kemampuan dasar orang tersebut.
ü  Tergantung kepada pengalaman masa lalunya yang relevan.
ü  Tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.
ü  Pengertian merupakan inti dari Insight.
ü  Tergantung pada transfer belajar.

b.      Teori Medan

Teori Medan dikembangkan oleh Kurt Lewin. Menurut teori Medan belajar adalah proses memecahakn masalah. Beberapa hal yangberkaitan dengan proses pemecahan masalah menurut Lewin dalam belajar adalah :
ü  Belajar adalah perubahan struktur kognitif
ü  Pentingnya Motivasi.

c.       Teori Konstruktivistik

Teori ini dikembangkan oleh Jean Piaget pada pertengahan abad 20. Piaget berpendapat bahwa inividu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Mengkonstruksi  pengetahuan menurut Piaget dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada.


























[1] Prof. Dr. S. Nasution, MA, Berbagai Pendekatan dalam proses BELAJAR dan MENGAJAR, Bandung,                                 Bina Aksara, 1982, hal. 93
[2] Prof. Dr. Suyono, M.PD, Drs. Hariyanto, M.S, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,   2014, hal. 27
[3] Drs. Slameto, BELAJAR dan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA, Jakarta, Reineka Cipta, 2010,
                hal. 2-4
[4] Prof. Dr. Suyono, M.Pd, Drs. Hariyanto, M.S, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,    2014, hal. 74

Share this

Artikel Terkait Baca Di Sini

Previous
Next Post »

Reveneuhits 2