BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyimpangan seksual
adalah suatu tindakan seksual yang menyimpang dari batas normal, atau dapat
dikatakan tidak lazim. Jenis-jenis penyimpangan Seksual adalah seperti
Homoseksual yaitu hubungan sesama jenis, teteapi kata homoseksual cenderung
digunakan bagi kasus pria berhubungan dengan pria, sedangkan bagi wanita yang
berhubungan dengan wanita disebut dengan Lesbian. Lalu kasus penyimpangan
seksual selanjutnya adalah memiliki pasangan yang lebih dari satu, hal ini
disebut dengan Poligami. Poligami berasal dari bahasa Yunani yaitu gabungan
dari kata poli yang berarti banyak
dan gamein yaitu perkawinan jadi pengertian poligami adalah perkawinan yang
memiliki pasangan lebih dari satu. Sedangkan dalam kasus Poligami sendiri dapat
dibagi kedalam dua kasus khusus yaitu yang pertama adalah Poligini yang berarti
seorang pria memiliki istri atau pasangan lebih dari satu pada saat yang
bersamaan dan yang kedua adalah Poliandri yang berarti seorang wanita meiliki
suami ataupun pasangan yang lebih dari satu pada saat waktu yang bersamaan.
Kasus-kasus semacam ini
memang sudah banyak terjadi dan ada banyak alasan-alasan yang mendasari hal
tersebut. Baik dari hal ekonomi, lingkugan, traumatis, ketidakpuasan (tidak
bersyukur),dll.
B.
Pembatasan Permasalahan
Dalam pembahasan
penyimpangan seksual penulis membatasi masalah sampai pada penyimpangan seksual
poligini yaitu pria yang memiliki istri atau pasangan yang lebih dari satu.
C.
Rumusan Masalah
a.
Apa faktor
penyebab seorang berpoligini?
b.
Apa dampak yang
terjadi ketika berpoligini?
c.
Bagaimana Sikap
Iman Kristen Menanggapi Poligini?
d.
Bagaiman
seharusnya sikap kita untuk terhindar dari poligini?
BAB II
ISI
A.
Faktor Penyebab Seseorang Berpoligini
Dalam kasus poligini
ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berpoligini, adapun faktor yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1.
Ketidakpuasan
Ketidakpuasan menjadi sebuah faktor yang sangat
mempengaruhi, yang dimaksud dengan ketidakpuasan di sini adalah suami yang
tidak dapat menerima pasanangannya. Hal ini bisa terjadi ketika seorang istri
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual sang suami. Lalu hal lain yang
dapat membuat sang suami tidak puas akan istrinya adalah sang istri yang tidak
mengerti kebutuhan sang suami, berpenampilan sembarangan, tidak merawat diri.
Sehingga ketika sang suami pergi keluar rumah dan ia menemui wanita lain yang
menurutnya mengerti kebutuhannya, berpenampilan menawan maka ia akan tertarik
kepada wanita itu. Kejadian ini
mengawali terjadinya peselingkuhan dan berujung pada poligini.
Ketidakpuasan juga dapat merujuk kepada adanya nafsu
seksual yang tinggi pada pria, sehingga
ketika nafsu seksualnya tidak terpuaskan atau tepenuhi maka ia akan berusaha
terus mencari agar terpenuhi.
2.
Istri mandul
Istri mandul yang berarti tidak mampu memberikan
keturunan bagi sang suami, karena tidak mampunya sang istri memberikan
keturunan kepada suami, maka suami berusaha mencari istri lagi untuk memberikan
keturunan kepadanya. Kejadian seperti ini, juga terjadi kepada seirang tokoh di
dalam Perjanjian Lama yaitu kisah dari Abraham. Abraham meiliki seorang istri
yang bernama Sarah, dalam pernikahannya ia tidak memiliki anak, sebab Sarah
mandul. Karena Abraham memerlukan adanya seorang ahli waris maka ia mengangkat
Eliezer dari budaknya sebagai ahli waris. Namun Abraham mendapat ijin dari
Sarah istrinya untuk menikah dengan Hagar seorang budak mereka, dari
perkawinannya dengan Hagar ia memperoleh seorang anak laki-laki yang diberi
nama Ismael.
3.
Kebiasan yang dibangun ketika muda
Kebiasaan akan selalu mempengaruhi kehidupan
seseorang, seperti jika seorang remaja gemar bermain game atau bermain gadget
maka ketika dalam ibadah di gereja ia pun akan tetap bermain game atau gadget, padahal
tidak begitu semestinya. Dalam perumpamaan itu kita dapat menarik sebuah
kseimulan bahwa memang benar kebiasaan itu sangat mempengaruhi tingkah laku
kehidupan kita. Jadi ketika kita menghubungkan kebiasaan dengan poligini maka
kita akan mendapati sebuah kebiasaan yang mempengaruhi poligini yaitu beganti-ganti
pacar ketika masa sebelum menikah. Ketika dimasa muda ia tentu mengalami
masa-masa berpacaran, tetapi ketika dalam masa berpacaran ia sering gonta-ganti
pacar sehingga ketika masa menikah kebiasaan ini terbawa dan memiliki hasrat
untuk menikah kembali dan memiliki istri lebih dari satu.
4.
Memiliki tahta dan harta
Memang faktor yang satu ini tidak begitu
mempengaruhi namun ada beberapa kasus yang menunjukan seorang yang kaya dan
memiliki kedudukan memiliki istri lebih dari satu. Dengan adanya harta yang banyak
ia merasa perlu memiliki istri yang banyak. Mengapa hal ini bisa terjadi sebab
adanya persetujuan atau aturan yang mengesahkan poligini, yang terpenting ia
mampu menafkahi atau memberi makan setiap istrinya.
Jika kita
melihat dalam Perjanjian Lama maka kita akan menemui sebuah kisah dari Salomo
yang memiliki banyak sekali istri ketika ia menjadi raja. Ketika Salomo menjadi
raja, dan atas keberhasilan-keberhaslan yang ia capai ia mendapat empati dari
kerajaan-kerajaan lain. Karena adanya empati dari kerajan-kerajaan lain maka
mereka ingin membangun hubungan baik dengan Salomo melalui memberikan wanita
ataupun anak perempuan dari kerajaan lain, dan perempuan-perempuan itu banyak
yang berasal dari bangsa kafir. Keberhasilan yang diperoleh oleh Salomo membawanya
kepada dosa, sebab ia tidak mampu mengendalikan diri akan hal itu.
5.
Terperangkap
Faktor selanjutnya adalah terperangkap yang dimaksud
dengan terperangkap adalah suatu kejadian yang tidak disengaja. Biasanya
kejadian ini dapat terjadi ketika seseorang tidak memiliki penguasaan diri
ataupun tidak memiliki kesiapan untuk melawan. Sebagai contoh yang mengambarkan
kejadian ini adalah kisah di dalam
Perjanjian Lama tentang raja Daud yang berzinah dengan Batsyeba, kejadian ini
diawalai ketika Daud tidak ikut berperang dengan tentaranya dan justru malah
tinggal di istana. Ketika itu, Daud sedang berjalan-jalan di sotoh istana dan
ia melihat seorang yang sedang mandi yaitu Batsyeba dan akhirnya Daud
bersetubuh dengannya dan menjadikan Batsyeba sebagai istrinya. Uria yang
menjadi suami dari Batsyeba dibunuh oleh Daud dengan cara manaruh Uria
dibarisan depan perang dengan kondisi mabuk.
B.
Dampak Seseorang Berpoligini
Tentu dari segala tindakan yang diperbuat oleh
manusia membawa sebuah dampak yang tentunya juga sangat berpengaruh bagi
kehidupanya adapun dampak yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
1.
Bertambahnya tanggungan hidup
Tentu jika ia memiliki istri dua, maka tentu ia juga
harus menyiapkan kebutuhan yang cukup bagi dua orang. Tentu hal ini membuat
sebuah permasalah baru, apalagi ketika nanti ia telah memiliki anak dari setiap
istrinya maka ia akan memiliki tanggungan yang berlipat-lipat dari seharusnya.
2.
Pikiran yang terbagi-bagi
Jika seorang memiliki istri lebih dari satu tentu
pikirannya atau fokusnya terbagi-bagi dan hal ini juga akan membuat sang suami
tidak masksimal dalam mengurus atau menyayangi istrinya.
3.
Melukai hati istri
Dampak yang satu ini sangat besar, sebab ketika
seorang istri dimadu akan mengganggu kesehatan psikologisnya atau membuat istrinya
nya menjadi sakit hati dan merasa inferior
(merasa rendah). Kejadian ini juga dapat kita lihat dalam kisah Perjanjian
Lama, yaitu ketika Hagar menjadi istri dari Abaraham dan mendapat seorang anak
yang bernama Ismael, Hagar mengolok-olok Sarah karena ia mandul dan tidak dapat
melahirkan. Karena Sarah sakit hati akan perlakuan Hagar maka Sarah mengusir
Hagar dan Ismael anaknya dari rumah mereka dan tentu Hagarpun pasti terluka
akan perlakuan itu. Kejadian ini memberi bukti bagi kita bahwa ketika seorang
suami berpoligini akan menimbulkan sakit hati pada istri-istrinya.
C.
Pandangan Iman Kristen Terhadap Poligini
Ajaran kristen menyatakan bahwa seorang kristen
hanya cukup menikah sekali saja, seperti tertulis di dalam Matius 19:6
“Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena apa yang telah
dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Ayat ini berbicara
bagaimana seorang kristen harus hidup setia terhadap pasangan hidupnya. Dengan
demikian menyatakan bahwa seorang kristen tidak boleh berpoligami , hanya cukup
menikah sekali seumur hidup.
Jika kita mempelajari tokoh-tokoh di dalam
Perjanjian Lama, bahwa setiap orang yang berpologini mendapat sebuah ganjaran
dari pada Tuhan. Seperti ketika Daud, anak dari pada perzinahannya mati dan
melalui tindakannya itu juga ia telah
membunuh Uria dan menjadikan tangannya belumuran darah (tangan berdarah)
sehingga ia tidak layak untuk membangun kembali Bait Allah. Sedangkan dalam
kasus Salomo, ia tidak lagi mengikuti Tuhan seperti ayahnya Daud melainkan
mengikuti dewa-dewa atau sembahan dari pada istri-istrinya. Hal inilah yang
membuat Tuhan juga marah kepada Salomo.
D.
Sikap yang harus dimiliki untuk terhindar dari
Poligini
Oleh karena poligini adalah sesuatu hal yang tidak
baik, maka hal itu harus dihindari dan dijauhkan dari setiap kehidupan kita.
Adapun cara yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
1.
Ketika masa sebelum menikah
Carilah pasangan yang sepadan, yang berarti dapat
menolongmu, merupakan wanita yang takut akan Tuhan dan berdoalah kepada Tuhan
agar memberikan petunujuk untuk pasangan hidupmu kelak.
2.
Ketika sudah menikah
Sayangilah istrimu dengan segenap hati, dan belajar
bersyukur untuk semuanya dan jika ada sesuatu hal yang tidak kau dapat atau
masalah yang ada pada istrimu belajarlah untuk membicarakannya dan mencari jalan keluar bersama.
E.
Kesimpulan
Poligini tidak akan pernah mendatangkan keadaan
baik, maka dari itu milikilah hanya seorang wanita untuk menjadi istrimu yang
akan menemani sepanjang hidupmu.